Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Pilu Pelarian Imigran Gelap Korban Perang di Timur Tengah

Imigran gelap asal Afghanistan menggendong bayinya saat melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani, 13 Mei 2015. Wilayah Balkan Barat menjadi saksi lonjakan tajam jumlah imigran yang memilih rute tersebut untuk menyelamatkan diri dari perang, kemiskinan dan penindasan di negara-negara Timur Tengah dan Afrika. REUTERS/Yannis Behrakis
Imigran gelap asal Afghanistan menggendong bayinya saat melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani, 13 Mei 2015. Wilayah Balkan Barat menjadi saksi lonjakan tajam jumlah imigran yang memilih rute tersebut untuk menyelamatkan diri dari perang, kemiskinan dan penindasan di negara-negara Timur Tengah dan Afrika. REUTERS/Yannis Behrakis

16 Mei 2015 00:00 WIB

Imigran gelap asal Afghanistan membawa anak dan istrinya saat melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani, 13 Mei 2015. Para penyelundup manusia mematok harga 1.800 euro per orang, bagi para imigran yang melintasi wilayah barat Balkan untuk masuk ke wilayah utara Eropa. REUTERS/Yannis Behrakis
Imigran gelap asal Afghanistan membawa anak dan istrinya saat melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani, 13 Mei 2015. Para penyelundup manusia mematok harga 1.800 euro per orang, bagi para imigran yang melintasi wilayah barat Balkan untuk masuk ke wilayah utara Eropa. REUTERS/Yannis Behrakis

16 Mei 2015 00:00 WIB

Imigran asal etnis kurdi Suriah, Sahin Serko beristirahat bersama anaknya Ariana (7) saat akan melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani, 14 Mei 2015. Tujuan mereka adalah negara Uni Eropa seperti Romania, Hongaria atau Kroasia. REUTERS/Yannis Behrakis
Imigran asal etnis kurdi Suriah, Sahin Serko beristirahat bersama anaknya Ariana (7) saat akan melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani, 14 Mei 2015. Tujuan mereka adalah negara Uni Eropa seperti Romania, Hongaria atau Kroasia. REUTERS/Yannis Behrakis

16 Mei 2015 00:00 WIB

Ariana (7) beristirahat setelah berlari menghindari patroli polisi saat melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani. 14 Mei 2015. Para imigran dari negara-negara miskin yang dikoyak perang di Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Selatan biasanya berjalan melintasi Macedonia mengikuti jalur kereta api untuk mencapai Serbia. REUTERS/Yannis Behrakis
Ariana (7) beristirahat setelah berlari menghindari patroli polisi saat melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani. 14 Mei 2015. Para imigran dari negara-negara miskin yang dikoyak perang di Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Selatan biasanya berjalan melintasi Macedonia mengikuti jalur kereta api untuk mencapai Serbia. REUTERS/Yannis Behrakis

16 Mei 2015 00:00 WIB

Imigran asal Suriah Sahin Serko berlari bersama anaknya Ariana (7) menghindari patroli polisi Yunani saat melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani. 14 Mei 2015. Rute ini dianggap lebih aman dibanding rute melalui Laut Mediterania.  REUTERS/Yannis Behrakis
Imigran asal Suriah Sahin Serko berlari bersama anaknya Ariana (7) menghindari patroli polisi Yunani saat melintasi perbatasan menuju Makedonia di dekat Desa Idomeni, Yunani. 14 Mei 2015. Rute ini dianggap lebih aman dibanding rute melalui Laut Mediterania. REUTERS/Yannis Behrakis

16 Mei 2015 00:00 WIB

Siluet imigran gelap asal Timur Tengah berjalan melintasi lapangan menuju perbatasan Yunani ke arah Makedonia di Prefektur Kilkis, 14 Mei 2015. Ratusan imigran dari daerah konflik Afghanistan, Suriah, dan Afrika setiap harinya melintasi perbatasan Yunani ke Makedonia untuk mengadu nasib di negara-negara Eropa utara. REUTERS/Yannis Behrakis
Siluet imigran gelap asal Timur Tengah berjalan melintasi lapangan menuju perbatasan Yunani ke arah Makedonia di Prefektur Kilkis, 14 Mei 2015. Ratusan imigran dari daerah konflik Afghanistan, Suriah, dan Afrika setiap harinya melintasi perbatasan Yunani ke Makedonia untuk mengadu nasib di negara-negara Eropa utara. REUTERS/Yannis Behrakis

16 Mei 2015 00:00 WIB