Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Pilu Kehidupan Anak-anak Suriah di Pengungsian

Mohammed Askar (39) berziarah ke makam anaknya yang meninggal akibat gizi buruk di pinggiran Mafraq, Yordania, 19 Juli 2015. Lebih dari 4 juta pengungsi melarikan diri dari perang sipil di Suriah. AP/Muhammed Muheisen
Mohammed Askar (39) berziarah ke makam anaknya yang meninggal akibat gizi buruk di pinggiran Mafraq, Yordania, 19 Juli 2015. Lebih dari 4 juta pengungsi melarikan diri dari perang sipil di Suriah. AP/Muhammed Muheisen

30 Juli 2015 00:00 WIB

Eidah Hassoun (36) beristirahat bersama anak-anaknya di dalam tenda pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 22 Juli 2015. Lebih dari 10.000 anak-anak telah tewas dalam konflik empat tahun di Suriah, sementara lebih dari 2,8 juta anak putus sekolah. AP/Muhammed Muheisen
Eidah Hassoun (36) beristirahat bersama anak-anaknya di dalam tenda pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 22 Juli 2015. Lebih dari 10.000 anak-anak telah tewas dalam konflik empat tahun di Suriah, sementara lebih dari 2,8 juta anak putus sekolah. AP/Muhammed Muheisen

30 Juli 2015 00:00 WIB

Joriya Hatem (20) memandikan anaknya Mahmouddi (1) di dalam tenda kamp pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 25 Juli 2015. UNICEF memperingatkan bahwa jutaan anak-anak Suriah beresiko tinggi terhadap penyakit akibat kelangkaan air bersih dan musim panas yang terik. AP/Muhammed Muheisen
Joriya Hatem (20) memandikan anaknya Mahmouddi (1) di dalam tenda kamp pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 25 Juli 2015. UNICEF memperingatkan bahwa jutaan anak-anak Suriah beresiko tinggi terhadap penyakit akibat kelangkaan air bersih dan musim panas yang terik. AP/Muhammed Muheisen

30 Juli 2015 00:00 WIB

Marwa al-Hassan (4 bulan) terlelap di kamp pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 19 Juli 2015. Lebih dari 4 juta pengungsi melarikan diri dari perang sipil di Suriah. AP/Muhammed Muheisen
Marwa al-Hassan (4 bulan) terlelap di kamp pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 19 Juli 2015. Lebih dari 4 juta pengungsi melarikan diri dari perang sipil di Suriah. AP/Muhammed Muheisen

30 Juli 2015 00:00 WIB

Anak-anak bermain di dalam tenda pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 22 Juli 2015. Lebih dari 10.000 anak-anak telah tewas dalam konflik empat tahun di Suriah, sementara lebih dari 2,8 juta anak putus sekolah. AP/Muhammed Muheisen
Anak-anak bermain di dalam tenda pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 22 Juli 2015. Lebih dari 10.000 anak-anak telah tewas dalam konflik empat tahun di Suriah, sementara lebih dari 2,8 juta anak putus sekolah. AP/Muhammed Muheisen

30 Juli 2015 00:00 WIB

Kutana al-Hamadi (24), memeriksa kondisi anaknya Almunzir (7 bulan) yang menderita gizi buruk di kamp pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 21 Juli 2015. UNICEF memperingatkan bahwa jutaan anak-anak Suriah beresiko tinggi terhadap penyakit akibat kelangkaan air bersih dan musim panas yang terik. AP/Muhammed Muheisen
Kutana al-Hamadi (24), memeriksa kondisi anaknya Almunzir (7 bulan) yang menderita gizi buruk di kamp pengungsian di pinggiran Mafraq, Yordania, 21 Juli 2015. UNICEF memperingatkan bahwa jutaan anak-anak Suriah beresiko tinggi terhadap penyakit akibat kelangkaan air bersih dan musim panas yang terik. AP/Muhammed Muheisen

30 Juli 2015 00:00 WIB