Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beriev-200, Monster Laut Incaran TNI AU

Musibah kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, membuka mata Indonesia akan peran pesawat amfibi yang dapat digunakan untuk mendarat di laut. Terlepas dari segala kekurangan peran pesawat Be-200, saat operasi penyelamatan AirAsia patut diacungi jempol. Pesawat ini mampu terbang dalam cuaca yang kurang bersahabat, dengan daya angkut yang mumpuni. Sehingga pilihan tepat jika TNI AU jadi meminang monster laut asal Rusia ini. Getty Images
Musibah kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, membuka mata Indonesia akan peran pesawat amfibi yang dapat digunakan untuk mendarat di laut. Terlepas dari segala kekurangan peran pesawat Be-200, saat operasi penyelamatan AirAsia patut diacungi jempol. Pesawat ini mampu terbang dalam cuaca yang kurang bersahabat, dengan daya angkut yang mumpuni. Sehingga pilihan tepat jika TNI AU jadi meminang monster laut asal Rusia ini. Getty Images

2 Agustus 2015 00:00 WIB

Harga yang murah berbanding lurus dengan kemampuan yang didapat. Berbeda dengan Shinmaywa US-2, Be-200 hanya mampu lepas landas di air dengan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter, sedangkan US-2 mampu lepas landas di gelombang di atas 4 meter. Penggunaan 2 mesin jet juga menjadi salah satu catatan, Jepang merancang US-2 menggunakan 4 mesin baling-baling sehingga jika salah satu mesin mati masih terdapat cadangan lainnya, sedangkan Be-200 hanya memiliki 2 mesin saja. Getty Images
Harga yang murah berbanding lurus dengan kemampuan yang didapat. Berbeda dengan Shinmaywa US-2, Be-200 hanya mampu lepas landas di air dengan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter, sedangkan US-2 mampu lepas landas di gelombang di atas 4 meter. Penggunaan 2 mesin jet juga menjadi salah satu catatan, Jepang merancang US-2 menggunakan 4 mesin baling-baling sehingga jika salah satu mesin mati masih terdapat cadangan lainnya, sedangkan Be-200 hanya memiliki 2 mesin saja. Getty Images

2 Agustus 2015 00:00 WIB

Berukuran besar dan memiliki bentuk yang tidak biasa, merupakan salah satu ciri khas alutsista buatan Rusia. Sehingga monster laut ini dilengkapi dengan mesin turbofan Progress D-364TP, selain itu pesawat ini dilengkapi dengan sistem avionik ARIA 200 berteknologi digital. Harga perunit dari Be-200 jauh lebih murah dibandingkan Shinmaywa US-2 Jepang. Tercatat EMERCOM atau tim SAR Rusia, mengoperasikan 6 unit Be-200. transport-central.com
Berukuran besar dan memiliki bentuk yang tidak biasa, merupakan salah satu ciri khas alutsista buatan Rusia. Sehingga monster laut ini dilengkapi dengan mesin turbofan Progress D-364TP, selain itu pesawat ini dilengkapi dengan sistem avionik ARIA 200 berteknologi digital. Harga perunit dari Be-200 jauh lebih murah dibandingkan Shinmaywa US-2 Jepang. Tercatat EMERCOM atau tim SAR Rusia, mengoperasikan 6 unit Be-200. transport-central.com

2 Agustus 2015 00:00 WIB

Be-200 dikembangkan dan dirancang oleh Georgiy Mikhailovich Beriev, ia merancang sejumlah pesawat amfibi Uni Soviet di Taganrog. Meneruskan perjuangan Beriev, Aleksandr Yavkin, mulai mengembangkan Be-200 pada tahun 1990. Pesawat ini memang didesain untuk dapat membawa sejumlah air, yang dapat digunakan memadamkan kebakaran hutan selain kemampuan patroli maritim. suggestkeyword.com
Be-200 dikembangkan dan dirancang oleh Georgiy Mikhailovich Beriev, ia merancang sejumlah pesawat amfibi Uni Soviet di Taganrog. Meneruskan perjuangan Beriev, Aleksandr Yavkin, mulai mengembangkan Be-200 pada tahun 1990. Pesawat ini memang didesain untuk dapat membawa sejumlah air, yang dapat digunakan memadamkan kebakaran hutan selain kemampuan patroli maritim. suggestkeyword.com

2 Agustus 2015 00:00 WIB

Beriev Be-200, pesawat amfibi buatan Rusia ini menjadi salah satu calon terkuat, pengisi kebutuhan pesawat yang mampu mendarat di laut bagi TNI AU. Pesawat ini merupakan saingan terberat dari Shinmaywa US-2, pesawat amfibi buatan Jepang. Namun berbeda dengan Jepang, Rusia mengembangkan Be-200 menggunakan mesin jet. Getty Images
Beriev Be-200, pesawat amfibi buatan Rusia ini menjadi salah satu calon terkuat, pengisi kebutuhan pesawat yang mampu mendarat di laut bagi TNI AU. Pesawat ini merupakan saingan terberat dari Shinmaywa US-2, pesawat amfibi buatan Jepang. Namun berbeda dengan Jepang, Rusia mengembangkan Be-200 menggunakan mesin jet. Getty Images

2 Agustus 2015 00:00 WIB

Be-200 mampu membawa air sebanyak 12 ton, dengan kecepatan jelajah mencapai 560 Km/perjam. Be-200 sanggup terbang sejauh 3.300 Km, dengan jumlah maksimal penumpang mencapai 72 orang. Pesawat yang dapat dioperasikan sebagai pesawat penjaga laut ini, mampu terbang dengan ketinggian mencapai 8.000 meter. transport-central.com
Be-200 mampu membawa air sebanyak 12 ton, dengan kecepatan jelajah mencapai 560 Km/perjam. Be-200 sanggup terbang sejauh 3.300 Km, dengan jumlah maksimal penumpang mencapai 72 orang. Pesawat yang dapat dioperasikan sebagai pesawat penjaga laut ini, mampu terbang dengan ketinggian mencapai 8.000 meter. transport-central.com

2 Agustus 2015 00:00 WIB