Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yoshiteru Kohata, Hidup di Bawah Bayang Radiasi Nuklir

Yoshiteru Kohata menceritakan kisah hidupnya di rumahnya di Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Yoshiteru dan para korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai
Yoshiteru Kohata menceritakan kisah hidupnya di rumahnya di Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Yoshiteru dan para korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai

4 Agustus 2015 00:00 WIB

Yoshiteru Kohata menunjukan foto dirinya saat masih SMA di rumahnya di Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Yoshiteru dan para korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai
Yoshiteru Kohata menunjukan foto dirinya saat masih SMA di rumahnya di Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Yoshiteru dan para korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai

4 Agustus 2015 00:00 WIB

Patung kecil dewa Buddha, Jizo dibuat untuk mengenang para korban gempa bumi dan tsunami 11 Maret 2011 di Soma, Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Warga menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011 dan memaparkan radiasi ke sejumlah wilayah di Jepang. REUTERS/Toru Hanai
Patung kecil dewa Buddha, Jizo dibuat untuk mengenang para korban gempa bumi dan tsunami 11 Maret 2011 di Soma, Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Warga menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011 dan memaparkan radiasi ke sejumlah wilayah di Jepang. REUTERS/Toru Hanai

4 Agustus 2015 00:00 WIB

Pita merah muda terpasang untuk menandakan wilayah operasi dekontaminasi radiasi nuklir di Kawamata, Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Warga menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai
Pita merah muda terpasang untuk menandakan wilayah operasi dekontaminasi radiasi nuklir di Kawamata, Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Warga menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai

4 Agustus 2015 00:00 WIB

Yoshiteru Kohata (kiri) bersama petugas memeriksa tingkat radiasi di halaman rumahnya di Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Yoshiteru dan para korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai
Yoshiteru Kohata (kiri) bersama petugas memeriksa tingkat radiasi di halaman rumahnya di Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Yoshiteru dan para korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai

4 Agustus 2015 00:00 WIB

Yoshiteru Kohata (86) korban selamat bom atom Nagasaki, berjalan di taman bermain yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami di Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Yoshiteru dan para korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai
Yoshiteru Kohata (86) korban selamat bom atom Nagasaki, berjalan di taman bermain yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami di Fukushima, Jepang, 31 Juli 2015. Yoshiteru dan para korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki menentang rencana pemerintah untuk membangun kembali reaktor nuklir di Fukushima yang rusak akibat gempa bumi 11 Maret 2011. REUTERS/Toru Hanai

4 Agustus 2015 00:00 WIB