Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buruh Peringati Lahirnya World Federation of Trade Unions

Buruh berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di Jakarta, 3 Oktober 2015. Aksi demonstrasi ini sempat menyebabkan jalan menuju depan Istana ditutup. TEMPO/Yohanes Paskalis
Buruh berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di Jakarta, 3 Oktober 2015. Aksi demonstrasi ini sempat menyebabkan jalan menuju depan Istana ditutup. TEMPO/Yohanes Paskalis

3 Oktober 2015 00:00 WIB

Buruh berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di Jakarta, 3 Oktober 2015. Mereka juga meminta Presiden membatalkan RUU Pengupahan. TEMPO/Yohanes Paskalis
Buruh berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di Jakarta, 3 Oktober 2015. Mereka juga meminta Presiden membatalkan RUU Pengupahan. TEMPO/Yohanes Paskalis

3 Oktober 2015 00:00 WIB

Buruh long march memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di depan Istana Negara, Jakarta, 3 Oktober 2015. Mereka menuntut penghapusan sistem kerja kontrak atau outsoursing, menolak upah murah dan PHK secara sepihak serta mendesak pemerintah untuk menangkap dan memenjarakan pengusaha nakal. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Buruh long march memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di depan Istana Negara, Jakarta, 3 Oktober 2015. Mereka menuntut penghapusan sistem kerja kontrak atau outsoursing, menolak upah murah dan PHK secara sepihak serta mendesak pemerintah untuk menangkap dan memenjarakan pengusaha nakal. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

3 Oktober 2015 00:00 WIB

Buruh membawa poster bertuliskan tuntutan saat berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di Jakarta, 3 Oktober 2015. Aksi demonstrasi ini sempat menyebabkan jalan menuju depan Istana ditutup. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Buruh membawa poster bertuliskan tuntutan saat berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di Jakarta, 3 Oktober 2015. Aksi demonstrasi ini sempat menyebabkan jalan menuju depan Istana ditutup. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

3 Oktober 2015 00:00 WIB

Buruh berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di Jakarta, 3 Oktober 2015. Mereka juga meminta Presiden membatalkan RUU Pengupahan. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Buruh berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di Jakarta, 3 Oktober 2015. Mereka juga meminta Presiden membatalkan RUU Pengupahan. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

3 Oktober 2015 00:00 WIB

Buruh membawa keranda saat berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di depan Istana Negara, Jakarta, 3 Oktober 2015. Mereka menuntut penghapusan sistem kerja kontrak atau outsoursing, menolak upah murah dan PHK secara sepihak serta mendesak pemerintah untuk menangkap dan memenjarakan pengusaha nakal. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Buruh membawa keranda saat berunjuk rasa memperingati hari lahirnya organisasi buruh internasional World Federation of Trade Unions (WFTU) di depan Istana Negara, Jakarta, 3 Oktober 2015. Mereka menuntut penghapusan sistem kerja kontrak atau outsoursing, menolak upah murah dan PHK secara sepihak serta mendesak pemerintah untuk menangkap dan memenjarakan pengusaha nakal. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

3 Oktober 2015 00:00 WIB