Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengungsi Iran Jahit Mulut Demi Bisa Masuk Eropa

Imigran Iran menjahit mulutnya dalam aksi menuntut dibukanya pintu perbatasan di desa Idomeni, perbatasan Yunani-Makedonia, 26 November 2015. Para pengungsi yang terdampar telah melakukan aksi protes dengan mogok makan selama berhari-hari. AP/Giannis Papanikos
Imigran Iran menjahit mulutnya dalam aksi menuntut dibukanya pintu perbatasan di desa Idomeni, perbatasan Yunani-Makedonia, 26 November 2015. Para pengungsi yang terdampar telah melakukan aksi protes dengan mogok makan selama berhari-hari. AP/Giannis Papanikos

27 November 2015 00:00 WIB

Imigran Iran dengan mulut terjahit duduk dalam aksi menunggu dibukanya perbatasan Makedonia di desa Idomeni, 26 November 2015. Negara-negara Balkan mulai menyaring asal negara pengungsi yang diperbolehkan masuk, seperti Suriah, Irak dan Afganistan.  REUTERS/Stoyan Nenov
Imigran Iran dengan mulut terjahit duduk dalam aksi menunggu dibukanya perbatasan Makedonia di desa Idomeni, 26 November 2015. Negara-negara Balkan mulai menyaring asal negara pengungsi yang diperbolehkan masuk, seperti Suriah, Irak dan Afganistan. REUTERS/Stoyan Nenov

27 November 2015 00:00 WIB

Sejumlah pengungsi Iran dengan mulut terjahit duduk bersama di atas rel kereta di perbatasan Yunani- Makedonia, di desa Idomeni, 25 November 2015. Para pengungsi ini tertahan selama berhari-hari dalam cuaca yang dingin. REUTERS/Yannis Behrakis
Sejumlah pengungsi Iran dengan mulut terjahit duduk bersama di atas rel kereta di perbatasan Yunani- Makedonia, di desa Idomeni, 25 November 2015. Para pengungsi ini tertahan selama berhari-hari dalam cuaca yang dingin. REUTERS/Yannis Behrakis

27 November 2015 00:00 WIB

Pengungsi Maroko bersujud di kaki polisi untuk dapat memasuki wilayah Makedonia, di desa Idomeni, 26 November 2015. Ratusan pengungsi asal Maroko, Aljazair dan Pakistan berusaha menerobos kawat berduri dan penjagaan petugas.  REUTERS/Yannis Behrakis
Pengungsi Maroko bersujud di kaki polisi untuk dapat memasuki wilayah Makedonia, di desa Idomeni, 26 November 2015. Ratusan pengungsi asal Maroko, Aljazair dan Pakistan berusaha menerobos kawat berduri dan penjagaan petugas. REUTERS/Yannis Behrakis

27 November 2015 00:00 WIB

Dua pengungsi Iran dengan mulut terjahit berbaring  dalam aksi protes dibukanya perbatasan menuju Makedonia, di desa Idomeni, Yunani, 26 November 2015. Aksi jahit mulut dan mogok makan ini dimulai sejak awal pekan ini. AP/Giannis Papanikos
Dua pengungsi Iran dengan mulut terjahit berbaring dalam aksi protes dibukanya perbatasan menuju Makedonia, di desa Idomeni, Yunani, 26 November 2015. Aksi jahit mulut dan mogok makan ini dimulai sejak awal pekan ini. AP/Giannis Papanikos

27 November 2015 00:00 WIB

Pengungsi membawa pria Iran pelaku mogok makan yang pingsan menuju klinik di kamp pengungsi di desa Idomeni, Yunani, 26 November 2015. Lewat aksi mogok makan, para pengungsi berharap dapat diizinkan memasuki wilayah Eropa. AP/Giannis Papanikos
Pengungsi membawa pria Iran pelaku mogok makan yang pingsan menuju klinik di kamp pengungsi di desa Idomeni, Yunani, 26 November 2015. Lewat aksi mogok makan, para pengungsi berharap dapat diizinkan memasuki wilayah Eropa. AP/Giannis Papanikos

27 November 2015 00:00 WIB