Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjuangan Warga Sri Lanka Pengidap Kanker untuk Bertahan Hidup di Tengah Krisis Ekonomi

Editor

Sathiyaraj Silaksana (27) menggendong putranya S. Saksan (5) yang didiagnosis menderita leukemia, di rumah transit perawatan kanker dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 12 Agustus 2022. Krisis yang melanda Sri Lanka membuat warganya mengalami kesulitan ekonomi, mendapatkan makan hingga mendapatkan obat. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Sathiyaraj Silaksana (27) menggendong putranya S. Saksan (5) yang didiagnosis menderita leukemia, di rumah transit perawatan kanker dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 12 Agustus 2022. Krisis yang melanda Sri Lanka membuat warganya mengalami kesulitan ekonomi, mendapatkan makan hingga mendapatkan obat. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

23 Desember 2022 00:00 WIB

S. Saksan (5) yang didiagnosis menderita leukemia, tidur siang di koridor rumah transit perawatan kanker dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 16 Agustus 2022. Seorang perwakilan serikat dokter terbesar di Sri Lanka mengatakan bawah Semua rumah sakit mengalami kekurangan. Bahkan ada kesulitan dalam mendapatkan bahan dasar seperti parasetamol, vitamin C, dan saline untuk layanan rawat jalan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
S. Saksan (5) yang didiagnosis menderita leukemia, tidur siang di koridor rumah transit perawatan kanker dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 16 Agustus 2022. Seorang perwakilan serikat dokter terbesar di Sri Lanka mengatakan bawah Semua rumah sakit mengalami kekurangan. Bahkan ada kesulitan dalam mendapatkan bahan dasar seperti parasetamol, vitamin C, dan saline untuk layanan rawat jalan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

23 Desember 2022 00:00 WIB

Rathis Supiksa (7) yang didiagnosis menderita kanker darah dan kanker tulang di kakinya, duduk di atas meja di dapur umum di rumah singgah perawatan kanker dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 15 Agustus 2022. Seluruh Rumah sakit di Sri Lanka tengah berjuang untuk mengatasi kekurangan obat selama delapan bulan terakhir saat terjadinya krisis ekonomi. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Rathis Supiksa (7) yang didiagnosis menderita kanker darah dan kanker tulang di kakinya, duduk di atas meja di dapur umum di rumah singgah perawatan kanker dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 15 Agustus 2022. Seluruh Rumah sakit di Sri Lanka tengah berjuang untuk mengatasi kekurangan obat selama delapan bulan terakhir saat terjadinya krisis ekonomi. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

23 Desember 2022 00:00 WIB

Priyantha Kumarasinghe (32) yang telah didiagnosis menderita kanker paru-paru yang menurut dokter telah menyebar ke leher dan tulang belakangnya, berpose di rumah transit perawatan kanker tempat ia tinggal di dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 11 Agustus 2022. Kumarasinghe memulai menerima perawatan awal tahun ini tepat ketika ekonomi Sri Lanka terjun bebas. Di tengah kelangkaan bahan bakar yang melumpuhkan dan kerusuhan selama berminggu-minggu, Kumarasinghe mengatakan dia tidak dapat melakukan perjalanan antara rumahnya dan rumah sakit kanker utama Sri Lanka untuk perawatan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Priyantha Kumarasinghe (32) yang telah didiagnosis menderita kanker paru-paru yang menurut dokter telah menyebar ke leher dan tulang belakangnya, berpose di rumah transit perawatan kanker tempat ia tinggal di dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 11 Agustus 2022. Kumarasinghe memulai menerima perawatan awal tahun ini tepat ketika ekonomi Sri Lanka terjun bebas. Di tengah kelangkaan bahan bakar yang melumpuhkan dan kerusuhan selama berminggu-minggu, Kumarasinghe mengatakan dia tidak dapat melakukan perjalanan antara rumahnya dan rumah sakit kanker utama Sri Lanka untuk perawatan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

23 Desember 2022 00:00 WIB

S. Saksan (5) yang didiagnosis menderita leukemia, menolak makan makanan yang disuapi oleh ibunya, Sathiyaraj Silaskana (27) di rumah transit perawatan kanker dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 12 Agustus 2022. Sathiyaraj Silaskana mengatakan bahwa di tengah krisis ekonomu ini, dirinya tidak punya pilihan unutuk membayar rumah sakit dan membeli obat untuk anaknya yakni dengan mengadai semua perhiasan yang dimilikinya. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
S. Saksan (5) yang didiagnosis menderita leukemia, menolak makan makanan yang disuapi oleh ibunya, Sathiyaraj Silaskana (27) di rumah transit perawatan kanker dekat Rumah Sakit Apeksha, Kolombo, Sri Lanka, 12 Agustus 2022. Sathiyaraj Silaskana mengatakan bahwa di tengah krisis ekonomu ini, dirinya tidak punya pilihan unutuk membayar rumah sakit dan membeli obat untuk anaknya yakni dengan mengadai semua perhiasan yang dimilikinya. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

23 Desember 2022 00:00 WIB

Sudhagaran Punawadee (30) menunjukkan sebungkus obat yang diresepkan untuk putrinya Sudhagaran Sadurshana (9) yang telah didiagnosis menderita leukemia myeloid akut, saat mereka mengepak barang-barang mereka sebelum pulang setelah keluar dari Rumah Sakit Apeksha, di rumah transit perawatan kanker, Kolombo, Sri Lanka, 12 Agustus 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Sudhagaran Punawadee (30) menunjukkan sebungkus obat yang diresepkan untuk putrinya Sudhagaran Sadurshana (9) yang telah didiagnosis menderita leukemia myeloid akut, saat mereka mengepak barang-barang mereka sebelum pulang setelah keluar dari Rumah Sakit Apeksha, di rumah transit perawatan kanker, Kolombo, Sri Lanka, 12 Agustus 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

23 Desember 2022 00:00 WIB