Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jepang Ubah Beras jadi Plastik Rendah Karbon usai Terkontiminasi Nuklir

Takemitsu Iwazu, Presiden Resin Biomassa Fukushima menunjukkan butiran plastik biasa, beras dan butrian cokelat yang terbuat dari beras,  di pabriknya di Namie, sekitar 7 km dari pembangkit nuklir Fukushima Dai-Ichi yang lumpuh, Prefektur Fukushima, Jepang Februari 28, 2023. Perusahaan Biomass Resin yang berbasis di Tokyo membuka pabrik di Namie untuk mengubah beras lokal menjadi butiran untuk membuat alat rumah tangga. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Takemitsu Iwazu, Presiden Resin Biomassa Fukushima menunjukkan butiran plastik biasa, beras dan butrian cokelat yang terbuat dari beras, di pabriknya di Namie, sekitar 7 km dari pembangkit nuklir Fukushima Dai-Ichi yang lumpuh, Prefektur Fukushima, Jepang Februari 28, 2023. Perusahaan Biomass Resin yang berbasis di Tokyo membuka pabrik di Namie untuk mengubah beras lokal menjadi butiran untuk membuat alat rumah tangga. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

9 Maret 2023 00:00 WIB

Jinichi Abe berpose di sebuah ladang di mana tanah terkontaminasi nuklir Fukushima yang sekarang sedang dalam pengerjaan untuk diubah kembali menjadi sawah, di Prefektur Fukushima, Jepang 28 Februari 2023. Bahan baku beras dibuat menjadi sendok garpu plastik rendah karbon, wadah makanan hingga suvenir yang dijual di salah satu bandara internasional terbesar di Jepang. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Jinichi Abe berpose di sebuah ladang di mana tanah terkontaminasi nuklir Fukushima yang sekarang sedang dalam pengerjaan untuk diubah kembali menjadi sawah, di Prefektur Fukushima, Jepang 28 Februari 2023. Bahan baku beras dibuat menjadi sendok garpu plastik rendah karbon, wadah makanan hingga suvenir yang dijual di salah satu bandara internasional terbesar di Jepang. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

9 Maret 2023 00:00 WIB

Proses beras yang dikombinasikan dengan butiran plastik kecil di pabrik Resin Biomassa Fukushima di Namie, Prefektur Fukushima, Jepang 28 Februari 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Proses beras yang dikombinasikan dengan butiran plastik kecil di pabrik Resin Biomassa Fukushima di Namie, Prefektur Fukushima, Jepang 28 Februari 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

9 Maret 2023 00:00 WIB

Takemitsu Iwazu, Presiden Resin Biomassa Fukushima menunjukkan butiran plastik, yang diproduksi di pabriknya di Namie, Prefektur Fukushima, Jepang Februari 28, 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Takemitsu Iwazu, Presiden Resin Biomassa Fukushima menunjukkan butiran plastik, yang diproduksi di pabriknya di Namie, Prefektur Fukushima, Jepang Februari 28, 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

9 Maret 2023 00:00 WIB

Seorang pria bekerja di pabrik Biomass Resin Fukushima di Namie, sekitar 7 km dari pabrik nuklir Fukushima Dai-Ichi yang lumpuh, Prefektur Fukushima, Jepang 28 Februari 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Seorang pria bekerja di pabrik Biomass Resin Fukushima di Namie, sekitar 7 km dari pabrik nuklir Fukushima Dai-Ichi yang lumpuh, Prefektur Fukushima, Jepang 28 Februari 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

9 Maret 2023 00:00 WIB

Berbagai produk plastik yang dibuat dengan butiran plastik Biomassa Resin di Namie,  Prefektur Fukushima, Jepang 28 Februari 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Berbagai produk plastik yang dibuat dengan butiran plastik Biomassa Resin di Namie, Prefektur Fukushima, Jepang 28 Februari 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

9 Maret 2023 00:00 WIB