Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nusantara Merayakan Cap Go Meh

Seorang Imam Diosesan Keuskupan Ruteng Flores NTT, Rm Petromualdus Charly Krowa (kiri), melakukan prosesi pemberkatan pada salah satu benda cagar budaya, di Graha Total Quality, Surabaya, Sabtu (4/2). Pemberkatan jelang perayaan Cap Go Meh tersebut, bertujuan mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya Indonesia. ANTARA/Eric Ireng
Seorang Imam Diosesan Keuskupan Ruteng Flores NTT, Rm Petromualdus Charly Krowa (kiri), melakukan prosesi pemberkatan pada salah satu benda cagar budaya, di Graha Total Quality, Surabaya, Sabtu (4/2). Pemberkatan jelang perayaan Cap Go Meh tersebut, bertujuan mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya Indonesia. ANTARA/Eric Ireng

5 Februari 2012 00:00 WIB

Seorang Imam Diosesan Keuskupan Ruteng Flores NTT, Rm Petromualdus Charly Krowa (kiri), melakukan prosesi pemberkatan pada salah satu benda cagar budaya, di Graha Total Quality, Surabaya, Sabtu (4/2). Pemberkatan jelang perayaan Cap Go Meh tersebut, bertujuan mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya Indonesia. ANTARA/Eric Ireng
Seorang Imam Diosesan Keuskupan Ruteng Flores NTT, Rm Petromualdus Charly Krowa (kiri), melakukan prosesi pemberkatan pada salah satu benda cagar budaya, di Graha Total Quality, Surabaya, Sabtu (4/2). Pemberkatan jelang perayaan Cap Go Meh tersebut, bertujuan mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya Indonesia. ANTARA/Eric Ireng

5 Februari 2012 00:00 WIB

Sejumlah masyarakat menikmati hiburan yang ditampilkan saat perayaan Cap Go Meh di Kawasan Pecenongan, Jakarta, Sabtu (4/2) malam. Berbagai hiburan yang ditampilkan saat perayaan Cap Go Meh tersebut dan diharapkan dapat membangun rasa kebersamaan dan menjaga semangat pluralisme kebangsaan.  ANTARA/Zabur Karuru
Sejumlah masyarakat menikmati hiburan yang ditampilkan saat perayaan Cap Go Meh di Kawasan Pecenongan, Jakarta, Sabtu (4/2) malam. Berbagai hiburan yang ditampilkan saat perayaan Cap Go Meh tersebut dan diharapkan dapat membangun rasa kebersamaan dan menjaga semangat pluralisme kebangsaan. ANTARA/Zabur Karuru

5 Februari 2012 00:00 WIB

Sejumlah warga berebutan lontong Cap Go Meh saat Perayaan Cap Go Meh di Kawasan Pecenongan, Jakarta, Sabtu (4/2) malam. Lontong yang meraih Rekor Muri sebagai lontong terbesar dengan diameter 50 sentimeter dan panjang 2,75 meter tersebut menjadi rebutan masyarakat selain untuk konsumsi juga mencari kupon berhadiah yang diduga disimpan dalam lontong tersebut. ANTARA/Zabur Karuru
Sejumlah warga berebutan lontong Cap Go Meh saat Perayaan Cap Go Meh di Kawasan Pecenongan, Jakarta, Sabtu (4/2) malam. Lontong yang meraih Rekor Muri sebagai lontong terbesar dengan diameter 50 sentimeter dan panjang 2,75 meter tersebut menjadi rebutan masyarakat selain untuk konsumsi juga mencari kupon berhadiah yang diduga disimpan dalam lontong tersebut. ANTARA/Zabur Karuru

5 Februari 2012 00:00 WIB

Ratusan pengunjung berada disekitar Pagoda di Pulau Kemaro, di tengah Sungai Musi untuk merayakan Cap Go Meh atau hari ke-15 tahun baru Imlek dan berwisata religus, di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (4/2). Sekitar 20 ribu warga keturunan Tionghoa yang tidak hanya berasal dari Palembang tetapi sejumlah negara, seperti Sngapura dan Malaysia beribadah dan berwisata religi di pulau yang dikenal dengan legenda percintaan abdi Tan Bun An, saudagar dari China dan Siti Fatimah perempuan asli Palembang yang berakhir dengan kematian bersama. ANTARA/Nila Fu'adi
Ratusan pengunjung berada disekitar Pagoda di Pulau Kemaro, di tengah Sungai Musi untuk merayakan Cap Go Meh atau hari ke-15 tahun baru Imlek dan berwisata religus, di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (4/2). Sekitar 20 ribu warga keturunan Tionghoa yang tidak hanya berasal dari Palembang tetapi sejumlah negara, seperti Sngapura dan Malaysia beribadah dan berwisata religi di pulau yang dikenal dengan legenda percintaan abdi Tan Bun An, saudagar dari China dan Siti Fatimah perempuan asli Palembang yang berakhir dengan kematian bersama. ANTARA/Nila Fu'adi

5 Februari 2012 00:00 WIB

Sejumlah umat berdoa di samping salah satu benda cagar budaya, saat prosesi pemberkatan di Graha Total Quality, Surabaya, Sabtu (4/2). Pemberkatan jelang perayaan Cap Go Meh yang dipimpin oleh Rm Petromualdus Charly Krowa, Pr yang merupakan Imam Diosesan Keuskupan Ruteng Flores NTT tersebut, bertujuan mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya Indonesia. ANTARA/Eric Ireng
Sejumlah umat berdoa di samping salah satu benda cagar budaya, saat prosesi pemberkatan di Graha Total Quality, Surabaya, Sabtu (4/2). Pemberkatan jelang perayaan Cap Go Meh yang dipimpin oleh Rm Petromualdus Charly Krowa, Pr yang merupakan Imam Diosesan Keuskupan Ruteng Flores NTT tersebut, bertujuan mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya Indonesia. ANTARA/Eric Ireng

5 Februari 2012 00:00 WIB