Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Museum Sekaligus Panti Jompo Mantan Budak Seks Selama Perang Dunia II

Kim Jong-boon (kiri), mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II dirawat oleh pengasuhnya saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon
Kim Jong-boon (kiri), mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II dirawat oleh pengasuhnya saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon

11 Februari 2014 00:00 WIB

Kim Gun-ja, mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II berjalan didepan foto-foto saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon
Kim Gun-ja, mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II berjalan didepan foto-foto saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon

11 Februari 2014 00:00 WIB

Seorang pengunjung melihat foto-fot mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). Hanya ada 55 perempuan yang terdaftar pemerintah Korea Selatan sebagai mantan budak seks dari perang Perang Dunia II. AP/Ahn Young-joon
Seorang pengunjung melihat foto-fot mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). Hanya ada 55 perempuan yang terdaftar pemerintah Korea Selatan sebagai mantan budak seks dari perang Perang Dunia II. AP/Ahn Young-joon

11 Februari 2014 00:00 WIB

Yi Ok-seon, mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II berjalan keluar dari kamarnya saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon
Yi Ok-seon, mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II berjalan keluar dari kamarnya saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon

11 Februari 2014 00:00 WIB

Yi Ok-seon, mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II saat di wawancarai dikamarnya di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon
Yi Ok-seon, mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II saat di wawancarai dikamarnya di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon

11 Februari 2014 00:00 WIB

Kim Gun-ja (kanan), mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon
Kim Gun-ja (kanan), mantan wanita penghibur yang dipaksa untuk melayani untuk pasukan Jepang sebagai budak seks selama Perang Dunia II saat berada di rumah jompo dan museum untuk 10 mantan budak seks, di Toechon, Korea Selatan (3/2). AP/Ahn Young-joon

11 Februari 2014 00:00 WIB