Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Sudan Membuat Gelang dari Selongsong Peluru

Seorang pandai besi menunjukan selongsong peluru yang digunakan untuk membuat gelang atau ujung tombak di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Pandai besi yang bekerja di pasar menggunakan selongsong peluru untuk membuat gelang atau tombak untuk memancing. Pandai besi di sini telah melakukan hal itu sejak perang saudara Sudan pertama (Anyanya I, 1955-1972). REUTERS/Andreea Campeanu
Seorang pandai besi menunjukan selongsong peluru yang digunakan untuk membuat gelang atau ujung tombak di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Pandai besi yang bekerja di pasar menggunakan selongsong peluru untuk membuat gelang atau tombak untuk memancing. Pandai besi di sini telah melakukan hal itu sejak perang saudara Sudan pertama (Anyanya I, 1955-1972). REUTERS/Andreea Campeanu

21 Maret 2014 00:00 WIB

Seorang pandai besi bekerja meruncingkan selongsong peluru yang digunakan untuk membuat ujung tombak di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Pandai besi di sini telah melakukan hal itu sejak perang saudara Sudan pertama (Anyanya I, 1955-1972). REUTERS/Andreea Campeanu
Seorang pandai besi bekerja meruncingkan selongsong peluru yang digunakan untuk membuat ujung tombak di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Pandai besi di sini telah melakukan hal itu sejak perang saudara Sudan pertama (Anyanya I, 1955-1972). REUTERS/Andreea Campeanu

21 Maret 2014 00:00 WIB

Sebuah gelang yag telah selesai dibuat oleh pandai besi dengan menggunakan selongsong peluru di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Pandai besi yang bekerja di pasar menggunakan selongsong peluru untuk membuat gelang atau tombak untuk memancing. REUTERS/Andreea Campeanu
Sebuah gelang yag telah selesai dibuat oleh pandai besi dengan menggunakan selongsong peluru di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Pandai besi yang bekerja di pasar menggunakan selongsong peluru untuk membuat gelang atau tombak untuk memancing. REUTERS/Andreea Campeanu

21 Maret 2014 00:00 WIB

Seorang pandai besi bekerja menyelesaikan ujung tombak dari selongsong peluru di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Pandai besi di sini telah melakukan hal itu sejak perang saudara Sudan pertama (Anyanya I, 1955-1972). REUTERS/Andreea Campeanu
Seorang pandai besi bekerja menyelesaikan ujung tombak dari selongsong peluru di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Pandai besi di sini telah melakukan hal itu sejak perang saudara Sudan pertama (Anyanya I, 1955-1972). REUTERS/Andreea Campeanu

21 Maret 2014 00:00 WIB

Seorang anak memperhatikan ayahnya menyelesaikan gelang yang dibuat dari selongsong peluru di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Beberapa pandai besi yang bekerja di pasar menggunakan selongsong peluru untuk membuat gelang atau tombak untuk memancing.  REUTERS/Andreea Campeanu
Seorang anak memperhatikan ayahnya menyelesaikan gelang yang dibuat dari selongsong peluru di pasar pandai besi di Rumbek, Sudan (20/3). Beberapa pandai besi yang bekerja di pasar menggunakan selongsong peluru untuk membuat gelang atau tombak untuk memancing. REUTERS/Andreea Campeanu

21 Maret 2014 00:00 WIB

Seorang pandai besi bekerja menyelesaikan gelang atau ujung tombak menggunakan selongso peluru di pasar pandai besi di Rumbek, SUdan (20/3). Pandai besi di sini telah melakukan hal itu sejak perang saudara Sudan pertama (Anyanya I, 1955-1972), menurut seorang pandai besi di pasar. REUTERS/Andreea Campeanu
Seorang pandai besi bekerja menyelesaikan gelang atau ujung tombak menggunakan selongso peluru di pasar pandai besi di Rumbek, SUdan (20/3). Pandai besi di sini telah melakukan hal itu sejak perang saudara Sudan pertama (Anyanya I, 1955-1972), menurut seorang pandai besi di pasar. REUTERS/Andreea Campeanu

21 Maret 2014 00:00 WIB