Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waktu Seolah Berhenti di Myanmar

Seorang anak laki-laki yang duduk di sebuah lobi bangunan bobrok di Yangon, Myanmar, memainkan game di ponsel pintarnya. Walaupun Myanmar sedang melewati transformasi terbesarnya, namun negara ini masih terlihat tertinggal. AP/Gemunu Amarasinghe
Seorang anak laki-laki yang duduk di sebuah lobi bangunan bobrok di Yangon, Myanmar, memainkan game di ponsel pintarnya. Walaupun Myanmar sedang melewati transformasi terbesarnya, namun negara ini masih terlihat tertinggal. AP/Gemunu Amarasinghe

5 Juni 2014 00:00 WIB

Petugas kasir berdiri di depan mesin kasir yang telah digunakan di kantor telegram Yangon selama hampir satu abad. Kira-kira dibutuhkan waktu hingga tiga hari untuk mengirimkan telegram. AP/Gemunu Amarasinghe
Petugas kasir berdiri di depan mesin kasir yang telah digunakan di kantor telegram Yangon selama hampir satu abad. Kira-kira dibutuhkan waktu hingga tiga hari untuk mengirimkan telegram. AP/Gemunu Amarasinghe

5 Juni 2014 00:00 WIB

Sejumlah tukang ketik bekerja di tempat jasa pengetikan di Yangon, Myanmar. Warnet-warnet mulai terlihat menjamur di Myanmar setelah negara ini sempat terisolasi hampir setengah abad. AP/Gemunu Amarasinghe
Sejumlah tukang ketik bekerja di tempat jasa pengetikan di Yangon, Myanmar. Warnet-warnet mulai terlihat menjamur di Myanmar setelah negara ini sempat terisolasi hampir setengah abad. AP/Gemunu Amarasinghe

5 Juni 2014 00:00 WIB

Aung Myint mengetik sebuah dokumen di tokonya di Yangon, Myanmar. Pria 67 tahun ini masih bersikukuh bahwa mesin ketik masih lebih menguntungkan dibanding komputer. AP/Gemunu Amarasinghe
Aung Myint mengetik sebuah dokumen di tokonya di Yangon, Myanmar. Pria 67 tahun ini masih bersikukuh bahwa mesin ketik masih lebih menguntungkan dibanding komputer. AP/Gemunu Amarasinghe

5 Juni 2014 00:00 WIB

Sebuah telepon antik tersimpan di dalam kantor telegram Yangon. Saat ini, warga yang masih menggunakan jasa pengiriman telegram di Myanmar semakin berkurang. AP/Gemunu Amarasinghe
Sebuah telepon antik tersimpan di dalam kantor telegram Yangon. Saat ini, warga yang masih menggunakan jasa pengiriman telegram di Myanmar semakin berkurang. AP/Gemunu Amarasinghe

5 Juni 2014 00:00 WIB