Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cina dan Jerman Berlomba Tangkal Virus Ebola

Dokter Florian Steiner, tunjukkan uji sampel darah di pusat karantina penderita penyakit menular di RS Charite, Berlin, Jerman, 11 Agustus 2014. Charite adalah salah satu tempat mengobati pasien penderita ebola dan penyakit menular lainnya. REUTERS/Thomas Peter
Dokter Florian Steiner, tunjukkan uji sampel darah di pusat karantina penderita penyakit menular di RS Charite, Berlin, Jerman, 11 Agustus 2014. Charite adalah salah satu tempat mengobati pasien penderita ebola dan penyakit menular lainnya. REUTERS/Thomas Peter

11 Agustus 2014 00:00 WIB

Peneliti bekerja di laboratorium di bandara Qingdao, Shandong, Cina, 11 Agustus 2014. Otoritas Cina perintahkan inspeksi untuk mencegah virus Ebola, yang tewaskan hampir 1.000 orang di Afrika Barat. REUTERS/China Daily
Peneliti bekerja di laboratorium di bandara Qingdao, Shandong, Cina, 11 Agustus 2014. Otoritas Cina perintahkan inspeksi untuk mencegah virus Ebola, yang tewaskan hampir 1.000 orang di Afrika Barat. REUTERS/China Daily

11 Agustus 2014 00:00 WIB

Dokter Florian Steiner (kanan) dan dokter Thomas Klotzkowski dalam ruang desinfeksi di pusat karantina di RS Charite, Berlin, Jerman, 11 Agustus 2014. Dokter  Florian Steiner mengatakan, Ebola adalah salah satu penyakit paling mematikan yang dikenal manusia. Ebola belum memiliki obat dan vaksin untuk mencegah infeksi.  REUTERS/Thomas Peter
Dokter Florian Steiner (kanan) dan dokter Thomas Klotzkowski dalam ruang desinfeksi di pusat karantina di RS Charite, Berlin, Jerman, 11 Agustus 2014. Dokter Florian Steiner mengatakan, Ebola adalah salah satu penyakit paling mematikan yang dikenal manusia. Ebola belum memiliki obat dan vaksin untuk mencegah infeksi. REUTERS/Thomas Peter

11 Agustus 2014 00:00 WIB

Peneliti tunjukkan kepada polisi tentang gejala Ebola, di laboratorium bandara Qingdao, Shandong, Cina, 11 Agustus 2014. REUTERS/China Daily
Peneliti tunjukkan kepada polisi tentang gejala Ebola, di laboratorium bandara Qingdao, Shandong, Cina, 11 Agustus 2014. REUTERS/China Daily

11 Agustus 2014 00:00 WIB

Petugas Inspeksi dan karantina melihat monitor suhu penumpang yang tiba di bandara Qingdao, Shandong, Cina, 11 Agustus 2014. REUTERS/China Daily
Petugas Inspeksi dan karantina melihat monitor suhu penumpang yang tiba di bandara Qingdao, Shandong, Cina, 11 Agustus 2014. REUTERS/China Daily

11 Agustus 2014 00:00 WIB

Dokter Florian Steiner, teliti gejala Ebola lewat mikroskop di pusat karantina penderita penyakit menular di RS Charite, Berlin, Jerman, 11 Agustus 2014. Gejala Ebola seperti demam, muntah dan diare. Pengawasan diperlukan untuk cegah penyebarannya dengan standar kebersihan yang tinggi. REUTERS/Thomas Peter
Dokter Florian Steiner, teliti gejala Ebola lewat mikroskop di pusat karantina penderita penyakit menular di RS Charite, Berlin, Jerman, 11 Agustus 2014. Gejala Ebola seperti demam, muntah dan diare. Pengawasan diperlukan untuk cegah penyebarannya dengan standar kebersihan yang tinggi. REUTERS/Thomas Peter

11 Agustus 2014 00:00 WIB