Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melihat Proses Pembuatan Garam Tradisional

Ketut Kaping (53) seorang petani garam tradisional membawa air laut dengan timba untuk dikeringkan di atas pasir di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. TEMPO/Johannes P. Christo
Ketut Kaping (53) seorang petani garam tradisional membawa air laut dengan timba untuk dikeringkan di atas pasir di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. TEMPO/Johannes P. Christo

1 Juni 2015 00:00 WIB

Ketut Kaping (53) seorang petani garam tradisional menyiram pasir dengan air laut di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. TEMPO/Johannes P. Christo
Ketut Kaping (53) seorang petani garam tradisional menyiram pasir dengan air laut di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. TEMPO/Johannes P. Christo

1 Juni 2015 00:00 WIB

Ketut Wati dibantu ibunya memikul pasir yang telah kering untuk dimasukan ke dalam wadah tempat penyaringan air garam di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. TEMPO/Johannes P. Christo
Ketut Wati dibantu ibunya memikul pasir yang telah kering untuk dimasukan ke dalam wadah tempat penyaringan air garam di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. TEMPO/Johannes P. Christo

1 Juni 2015 00:00 WIB

Tempat penyulingan air garam milik Ketut Kaping, seorang petani garam tradisional di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. Air garam hasil sulingan disimpan di wadah yang terbuat dari batang pohon kelapa bagian bawah. TEMPO/Johannes P. Christo
Tempat penyulingan air garam milik Ketut Kaping, seorang petani garam tradisional di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. Air garam hasil sulingan disimpan di wadah yang terbuat dari batang pohon kelapa bagian bawah. TEMPO/Johannes P. Christo

1 Juni 2015 00:00 WIB

Ketut Kaping (53) seorang petani garam tradisional memanen garam yang telah kering di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. Kualitas garam tergantung pada cuaca, semakin panas cuacanya maka hasil garam yang didapat juga semakin bagus dan banyak. TEMPO/Johannes P. Christo
Ketut Kaping (53) seorang petani garam tradisional memanen garam yang telah kering di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. Kualitas garam tergantung pada cuaca, semakin panas cuacanya maka hasil garam yang didapat juga semakin bagus dan banyak. TEMPO/Johannes P. Christo

1 Juni 2015 00:00 WIB

Garam yang telah dipanen di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. Kualitas garam tergantung pada cuaca, semakin panas cuacanya maka hasil garam yang didapat juga semakin bagus dan banyak. TEMPO/Johannes P. Christo
Garam yang telah dipanen di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, 15 Mei 2015. Kualitas garam tergantung pada cuaca, semakin panas cuacanya maka hasil garam yang didapat juga semakin bagus dan banyak. TEMPO/Johannes P. Christo

1 Juni 2015 00:00 WIB