Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bersaing di Wilayah Arktik, Obama Beli Kapal Pemecah Es

Presiden AS, Barack Obama menyapa warga saat berkunjung ke Bear Gletser di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden AS, Barack Obama menyapa warga saat berkunjung ke Bear Gletser di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst

2 September 2015 00:00 WIB

Presiden AS, Barack Obama memberikan keterangan pers saat berkunjung ke Bear Gletser di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden AS, Barack Obama memberikan keterangan pers saat berkunjung ke Bear Gletser di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst

2 September 2015 00:00 WIB

Presiden AS, Barack Obama saat berkunjung ke Bear Gletser di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden AS, Barack Obama saat berkunjung ke Bear Gletser di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst

2 September 2015 00:00 WIB

Presiden AS, Barack Obama menikmati keindahan Bear Gletser dari atas perahu di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden AS, Barack Obama menikmati keindahan Bear Gletser dari atas perahu di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst

2 September 2015 00:00 WIB

Presiden AS, Barack Obama meninjau wilayah Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden AS, Barack Obama meninjau wilayah Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst

2 September 2015 00:00 WIB

Presiden AS, Barack Obama menikmati keindahan Bear Gletser dari atas perahu di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden AS, Barack Obama menikmati keindahan Bear Gletser dari atas perahu di Taman Nasional Kenai Fjords, Alaska, 2 September 2015. Obama mempercepat pembelian kapal pemecah es untuk wilayah Arktik, karena lalu lintas maritim Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang Rusia. REUTERS/Jonathan Ernst

2 September 2015 00:00 WIB