Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melihat Makam Sema Wayah di Desa Trunyan, Bali

Sejumlah tengkorak manusia di makam Sema Wayah, Desa Terunyan, Bali, 19 Oktober 2015. 19/10/2015. Pemakaman di Desa Trunyan mempunyai keunikan sendiri bila dibandingkan dengan daerah lainnya di Bali, mayat tidak dikuburkan atau dibakar (ngaben), melainkan diletakan ditempat khusus. TEMPO/Wisnu Agung
Sejumlah tengkorak manusia di makam Sema Wayah, Desa Terunyan, Bali, 19 Oktober 2015. 19/10/2015. Pemakaman di Desa Trunyan mempunyai keunikan sendiri bila dibandingkan dengan daerah lainnya di Bali, mayat tidak dikuburkan atau dibakar (ngaben), melainkan diletakan ditempat khusus. TEMPO/Wisnu Agung

14 November 2015 00:00 WIB

Potret warga yang dimakamkan di Sema Wayah, Desa Terunyan, Bali, 19 Oktober 2015. Tidak semua mayat dapat dimakamkan di Sema Wayah, hanya orang-orang yang meninggal secara wajar dan anak kecil yang gisi susunya sudah tanggal saja yang dapat dimakamkan di sini. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Potret warga yang dimakamkan di Sema Wayah, Desa Terunyan, Bali, 19 Oktober 2015. Tidak semua mayat dapat dimakamkan di Sema Wayah, hanya orang-orang yang meninggal secara wajar dan anak kecil yang gisi susunya sudah tanggal saja yang dapat dimakamkan di sini. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

14 November 2015 00:00 WIB

Pemakaman Sema Wayah di Desa Terunyan, Bali,  19 Oktober 2015. Mayat yang diletakkan ini tidak berbau karena berada di sebelah pohon Taru Menyan yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pemakaman Sema Wayah di Desa Terunyan, Bali, 19 Oktober 2015. Mayat yang diletakkan ini tidak berbau karena berada di sebelah pohon Taru Menyan yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

14 November 2015 00:00 WIB

Jenazah  di makam Sema Wayah, Desa Terunyan, Bali,  19 November 2015. Pagar bambu dibuat untuk mencegah binatang merusak atau memakan jenazah yang baru diletakan di Sema Wayah. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Jenazah di makam Sema Wayah, Desa Terunyan, Bali, 19 November 2015. Pagar bambu dibuat untuk mencegah binatang merusak atau memakan jenazah yang baru diletakan di Sema Wayah. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

14 November 2015 00:00 WIB

Gerbang menuju di makam Sema Wayah (kiri) dan pohon Taru Menyan (kanan). Taru berati pohon, Taru Menyan berarti Pohon Menyan. Pohon inilah yang membuat mayat yang diletakan di bawahnya tidak berbau. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Gerbang menuju di makam Sema Wayah (kiri) dan pohon Taru Menyan (kanan). Taru berati pohon, Taru Menyan berarti Pohon Menyan. Pohon inilah yang membuat mayat yang diletakan di bawahnya tidak berbau. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

14 November 2015 00:00 WIB

Pemandangan Danau Batur menuju makam Sema Wayah, Desa Terunyan, Bali, 19 November 2015. Pemakaman Sema Wayah dapat dikunjungi dengan dua jalur, yaitu lewat darat atau lewat danau. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pemandangan Danau Batur menuju makam Sema Wayah, Desa Terunyan, Bali, 19 November 2015. Pemakaman Sema Wayah dapat dikunjungi dengan dua jalur, yaitu lewat darat atau lewat danau. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

14 November 2015 00:00 WIB