Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tuntut Pemilu Ulang, Ribuan Warga Haiti Lakukan Aksi Anarkis

Seorang pengunjuk rasa menutupi kepalanya dengan kaosnya saat ikuti aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. REUTERS
Seorang pengunjuk rasa menutupi kepalanya dengan kaosnya saat ikuti aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. REUTERS

27 November 2015 00:00 WIB

Dua petugas Polisi menahan seorang pengunjuk rasa yang mencoba melawan saat digelarnya aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. Pengunjuk rasa menilai hasil pemilu presiden tahap pertama penuh dengan kecurangan. REUTERS
Dua petugas Polisi menahan seorang pengunjuk rasa yang mencoba melawan saat digelarnya aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. Pengunjuk rasa menilai hasil pemilu presiden tahap pertama penuh dengan kecurangan. REUTERS

27 November 2015 00:00 WIB

Petugas Polisi menahan seorang pengunjuk rasa yang mencoba melawan saat digelarnya aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. Pengunjuk rasa menganggap bahwa Presiden Michel Martelly telah menyuntik suara untuk kandidat pilihannya Jovenel Moise. REUTERS
Petugas Polisi menahan seorang pengunjuk rasa yang mencoba melawan saat digelarnya aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. Pengunjuk rasa menganggap bahwa Presiden Michel Martelly telah menyuntik suara untuk kandidat pilihannya Jovenel Moise. REUTERS

27 November 2015 00:00 WIB

Petugas Polisi menahan seorang pengunjuk rasa yang membawa sejumlah parang saat ikuti aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. Jovenel Moise dikenal sebagai pebisnis ternama yang diduga memiliki proyek dengan Presiden Michel Martelly. REUTERS
Petugas Polisi menahan seorang pengunjuk rasa yang membawa sejumlah parang saat ikuti aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. Jovenel Moise dikenal sebagai pebisnis ternama yang diduga memiliki proyek dengan Presiden Michel Martelly. REUTERS

27 November 2015 00:00 WIB

Petugas Polisi menahan seorang pengunjuk rasa yang membawa sejumlah parang saat ikuti aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. AP Photo
Petugas Polisi menahan seorang pengunjuk rasa yang membawa sejumlah parang saat ikuti aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. AP Photo

27 November 2015 00:00 WIB

Petugas Polisi menahan dua orang pengunjuk rasa saat ikuti aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. AP Photo
Petugas Polisi menahan dua orang pengunjuk rasa saat ikuti aksi unjuk rasa menentang hasil pemilihan presiden di Port-au-Prince, Haiti, 26 November 2015. AP Photo

27 November 2015 00:00 WIB