Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelatihan Investigasi Ledakan di Asia Tenggara Didanai Amerika

Para ahli dari Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms and Explosives (ATF) Amerika serikat mempersiapkan bahan peledak atau improvised explosive devices (IEDs) dalam pelatihan investigasi ledakan di near Hua Hin, Thailand, 17 Januari 2016. Peledak yang digunakan berbahan alat-alat rumah tangga seperti wajan, kotak peralatan, saklar bel dan magnet dari pengeras suara yang dirakit dengan berbagai bahan peledak. REUTERS/Jorge Silva
Para ahli dari Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms and Explosives (ATF) Amerika serikat mempersiapkan bahan peledak atau improvised explosive devices (IEDs) dalam pelatihan investigasi ledakan di near Hua Hin, Thailand, 17 Januari 2016. Peledak yang digunakan berbahan alat-alat rumah tangga seperti wajan, kotak peralatan, saklar bel dan magnet dari pengeras suara yang dirakit dengan berbagai bahan peledak. REUTERS/Jorge Silva

22 Januari 2016 00:00 WIB

Sebuah kendaraan meledak dalam pelatihan investigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 18 Januari 2016. Latihan yang didanai oleh Amerika ini diperuntukkan bagi polisi terpilih di Asia Tenggara. REUTERS/Jorge Silva
Sebuah kendaraan meledak dalam pelatihan investigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 18 Januari 2016. Latihan yang didanai oleh Amerika ini diperuntukkan bagi polisi terpilih di Asia Tenggara. REUTERS/Jorge Silva

22 Januari 2016 00:00 WIB

Keadaan dua buah kendaraan pasca simulasi ancaman bom bunuh diri dalam pelatihan investigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 17 Januari 2016. Pelatihan ini diadakan selama dua minggu setiap tahun sekali di Thailand. REUTERS/Jorge Silva
Keadaan dua buah kendaraan pasca simulasi ancaman bom bunuh diri dalam pelatihan investigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 17 Januari 2016. Pelatihan ini diadakan selama dua minggu setiap tahun sekali di Thailand. REUTERS/Jorge Silva

22 Januari 2016 00:00 WIB

Seorang pengajar dari Bureau of Alcohol, Tobacco & Firearm (ATF) memasang peledak di rompi pada manekin untuk simulasi bom bunuh diri dalam pelatihan investigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 17 Januari 2016. Pelatihan ini diajarkan oleh para ahli dari Bureau of Alcohol, Tobacco & Firearm (ATF) Amerika Serikat. REUTERS/Jorge Silva
Seorang pengajar dari Bureau of Alcohol, Tobacco & Firearm (ATF) memasang peledak di rompi pada manekin untuk simulasi bom bunuh diri dalam pelatihan investigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 17 Januari 2016. Pelatihan ini diajarkan oleh para ahli dari Bureau of Alcohol, Tobacco & Firearm (ATF) Amerika Serikat. REUTERS/Jorge Silva

22 Januari 2016 00:00 WIB

Sejumlah peserta polisi dari Laos memeriksa bekas ledakan yang menghancurkan sebuah mobil dalam pelatihan invetigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 18 Januari 2016. Aksi teror bom di Jakarta pada 14 Januari lalu membuat pelatihan ini semakin rutin digelar. REUTERS/Jorge Silva
Sejumlah peserta polisi dari Laos memeriksa bekas ledakan yang menghancurkan sebuah mobil dalam pelatihan invetigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 18 Januari 2016. Aksi teror bom di Jakarta pada 14 Januari lalu membuat pelatihan ini semakin rutin digelar. REUTERS/Jorge Silva

22 Januari 2016 00:00 WIB

Sejumlah peserta polisi dari Laos menyisir barang bukti di sekitar area bekas ledakan dalam pelatihan invetigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 18 Januari 2016. Pelatihan ini diikutin beberapa polisi yang terpilih dari Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos. REUTERS/Jorge Silva
Sejumlah peserta polisi dari Laos menyisir barang bukti di sekitar area bekas ledakan dalam pelatihan invetigasi ledakan di Hua Hin, Thailand, 18 Januari 2016. Pelatihan ini diikutin beberapa polisi yang terpilih dari Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos. REUTERS/Jorge Silva

22 Januari 2016 00:00 WIB