Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kampung Pesisir Kumuh di Pinggiran Pelabuhan Paotere

Tiga orang anak menikmati menikmati makanan diatas tumpukan sampah di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 April 2016. TEMPO/Iqbal Lubis
Tiga orang anak menikmati menikmati makanan diatas tumpukan sampah di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 April 2016. TEMPO/Iqbal Lubis

13 April 2016 00:00 WIB

Warga tertidur dibawah kolong rumahnya yang dipenuhi dengan sampah di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 April 2016. Perkampungan pesisir kumuh ini dihuni sekitar 200 kepala keluarga yang sebagian besar mata pencariannya adalh nelayan tangkap. TEMPO/Iqbal Lubis
Warga tertidur dibawah kolong rumahnya yang dipenuhi dengan sampah di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 April 2016. Perkampungan pesisir kumuh ini dihuni sekitar 200 kepala keluarga yang sebagian besar mata pencariannya adalh nelayan tangkap. TEMPO/Iqbal Lubis

13 April 2016 00:00 WIB

Seorang warga memperbaiki bangunan rumah panggungnya yang dikelilingi sampah di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 April 2016. Sebagian besar Penduduk di Pemukiman Nelayan Potere lebih banyak mengalirkan limbah ke sekitar rumah karena tidak adanya lahan strategis pembuangan limbah. TEMPO/Iqbal Lubis
Seorang warga memperbaiki bangunan rumah panggungnya yang dikelilingi sampah di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 April 2016. Sebagian besar Penduduk di Pemukiman Nelayan Potere lebih banyak mengalirkan limbah ke sekitar rumah karena tidak adanya lahan strategis pembuangan limbah. TEMPO/Iqbal Lubis

13 April 2016 00:00 WIB

Anak-anak bermain dikawasan kumuh yang penuh sampah di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 April 2016. Anak pesisir di pemukiman tersebut memanfatkan jembatan penghubung antar rumah warga sebagai ruang publik dan area bermain. TEMPO/Iqbal Lubis
Anak-anak bermain dikawasan kumuh yang penuh sampah di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 April 2016. Anak pesisir di pemukiman tersebut memanfatkan jembatan penghubung antar rumah warga sebagai ruang publik dan area bermain. TEMPO/Iqbal Lubis

13 April 2016 00:00 WIB

Sejumlah anak mengayu perahu sampan saat bermain di kawasan kampung pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, 13 April 2016. Perkampungan Pesisir Sabutung ini di huni ratusan nelayan yang hidup memanfaatkan rumah panggung dengan kondisi yang padat dan kotor. TEMPO/Iqbal Lubis
Sejumlah anak mengayu perahu sampan saat bermain di kawasan kampung pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, 13 April 2016. Perkampungan Pesisir Sabutung ini di huni ratusan nelayan yang hidup memanfaatkan rumah panggung dengan kondisi yang padat dan kotor. TEMPO/Iqbal Lubis

13 April 2016 00:00 WIB

Seoarang laki-laki menemani anaknya bermain layangan dengan latar belakang kapal Phinisi di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, 13 April 2016. Pelabuhan yang berjarak 5 km dari pusat Kota Makassar ini merupakan salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo doeloe yang masih bertahan dan merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo sejak abad ke-14 sewaktu. TEMPO/Iqbal Lubis
Seoarang laki-laki menemani anaknya bermain layangan dengan latar belakang kapal Phinisi di perkampungan pinggiran pelabuhan Paotere Sabutung, Makassar, Sulawesi Selatan, 13 April 2016. Pelabuhan yang berjarak 5 km dari pusat Kota Makassar ini merupakan salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo doeloe yang masih bertahan dan merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo sejak abad ke-14 sewaktu. TEMPO/Iqbal Lubis

13 April 2016 00:00 WIB