Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dibalik Duka Veteran Perang Myanmar yang Kehilangan Kakinya

Kyaw Min Naing, seorang mantan tentara yang kehilangan kakinya setelah menginjak ranjau dalam perang melawan kelompok etnis bersenjata, menunggu pelanggan di salon di luar Yangon, Myanmar 17 Mei 2016. REUTERS
Kyaw Min Naing, seorang mantan tentara yang kehilangan kakinya setelah menginjak ranjau dalam perang melawan kelompok etnis bersenjata, menunggu pelanggan di salon di luar Yangon, Myanmar 17 Mei 2016. REUTERS

15 Juni 2016 00:00 WIB

Sebuah kaki palsu milik Kyaw Kyaw Oo, seorang mantan tentara yang kehilangan kedua kakinya setelah menginjak ranjau saat ikuti perang melawan pemberontak etnis, terlihat di rumahnya di luar Yangon, Myanmar 26 Mei 2016. REUTERS
Sebuah kaki palsu milik Kyaw Kyaw Oo, seorang mantan tentara yang kehilangan kedua kakinya setelah menginjak ranjau saat ikuti perang melawan pemberontak etnis, terlihat di rumahnya di luar Yangon, Myanmar 26 Mei 2016. REUTERS

15 Juni 2016 00:00 WIB

Ba Thein (63), seorang mantan tentara yang kehilangan kakinya saat melawan Partai Komunis Burma pada tahun 1983, duduk di rumahnya di luar Yangon, Myanmar 3 Juni 2016. REUTERS
Ba Thein (63), seorang mantan tentara yang kehilangan kakinya saat melawan Partai Komunis Burma pada tahun 1983, duduk di rumahnya di luar Yangon, Myanmar 3 Juni 2016. REUTERS

15 Juni 2016 00:00 WIB

Aung Dari Oo, seorang mantan tentara yang kehilangan kakinya karena menginjak ranjau dalam perang melawan kelompok etnis bersenjata, menaiki sepeda motor bersama putranya di Yangon, Myanmar 17 Mei 2016. REUTERS
Aung Dari Oo, seorang mantan tentara yang kehilangan kakinya karena menginjak ranjau dalam perang melawan kelompok etnis bersenjata, menaiki sepeda motor bersama putranya di Yangon, Myanmar 17 Mei 2016. REUTERS

15 Juni 2016 00:00 WIB

Aung Myint Tun, seorang mantan tentara, yang kehilangan kakinya akibat menginjak ranjau dalam perang melawan kelompok etnis bersenjata, mengayuh sepeda khusus di luar Yangon, Myanmar 17 Mei 2016. REUTERS
Aung Myint Tun, seorang mantan tentara, yang kehilangan kakinya akibat menginjak ranjau dalam perang melawan kelompok etnis bersenjata, mengayuh sepeda khusus di luar Yangon, Myanmar 17 Mei 2016. REUTERS

15 Juni 2016 00:00 WIB

Kyaw Kyaw Oo, 41, seorang mantan tentara yang kehilangan kedua kakinya akibat menginjak ranjau dalam perang melawan kelompok etnis bersenjata, melihat gerobaknya sedang diperbaiki di luar Yangon, Myanmar 1 Juni 2016. REUTERS
Kyaw Kyaw Oo, 41, seorang mantan tentara yang kehilangan kedua kakinya akibat menginjak ranjau dalam perang melawan kelompok etnis bersenjata, melihat gerobaknya sedang diperbaiki di luar Yangon, Myanmar 1 Juni 2016. REUTERS

15 Juni 2016 00:00 WIB