Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ratusan Pengungsi Rohingya Terjangkit Difteri

Yasin Arfat, bocah pengungsi Rohingya yang menderita difteri mendapat perawatan di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. Menurut data World Health Organisation (WHO), dari 3 November hingga 12 Desember 2017 tercatat total 804 kasus difteri terjadi pada pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, termasuk di antaranya 15 orang meninggal. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Yasin Arfat, bocah pengungsi Rohingya yang menderita difteri mendapat perawatan di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. Menurut data World Health Organisation (WHO), dari 3 November hingga 12 Desember 2017 tercatat total 804 kasus difteri terjadi pada pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, termasuk di antaranya 15 orang meninggal. REUTERS/Alkis Konstantinidis

18 Desember 2017 00:00 WIB

Sejumlah pengungsi Rohingya yang menderita difteri beristirahat di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Sejumlah pengungsi Rohingya yang menderita difteri beristirahat di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis

18 Desember 2017 00:00 WIB

Seorang pengungsi Rohingya yang menderita difteri mendapat perawatan di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Seorang pengungsi Rohingya yang menderita difteri mendapat perawatan di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis

18 Desember 2017 00:00 WIB

Seorang dokter berjalan di antara ranjang pasien pengungsi Rohingya yang menderita difteri di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Seorang dokter berjalan di antara ranjang pasien pengungsi Rohingya yang menderita difteri di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis

18 Desember 2017 00:00 WIB

Seorang pengungsi Rohingya menjaga anaknya yang menderita difteri di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Seorang pengungsi Rohingya menjaga anaknya yang menderita difteri di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis

18 Desember 2017 00:00 WIB

Seorang pengungsi Rohingya menjaga anaknya yang menderita difteri di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Seorang pengungsi Rohingya menjaga anaknya yang menderita difteri di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 18 Desember 2017. REUTERS/Alkis Konstantinidis

18 Desember 2017 00:00 WIB