Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kaleidoskop 2017: 6 Kebijakan Kontroversial Donald Trump

Editor

Usai terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diketahui memiliki sejumlah kebijkan kontroversial, salah satunya Trump memutuskan AS keluar dari pakta perdagangan internasional Trans Pacific Partnership, yang menjadi program unggulan Presiden Barack Obama. REUTERS/Jonathan Ernst
Usai terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diketahui memiliki sejumlah kebijkan kontroversial, salah satunya Trump memutuskan AS keluar dari pakta perdagangan internasional Trans Pacific Partnership, yang menjadi program unggulan Presiden Barack Obama. REUTERS/Jonathan Ernst

27 Desember 2017 00:00 WIB

Kebijakan kontaversial Donald Trump lainnya yakni, Trump juga mengancam akan keluar dari perjanjian perdagangan North American Free Trade Agreement, yang berisi perjanjian perdagangan dengan Meksiko dan Kanada pada 1994. Trump menilai perjanjian ini merugikan ekonomi AS karena menimbulkan defisit perdagangan. (Chip Somodevilla/Getty Images)
Kebijakan kontaversial Donald Trump lainnya yakni, Trump juga mengancam akan keluar dari perjanjian perdagangan North American Free Trade Agreement, yang berisi perjanjian perdagangan dengan Meksiko dan Kanada pada 1994. Trump menilai perjanjian ini merugikan ekonomi AS karena menimbulkan defisit perdagangan. (Chip Somodevilla/Getty Images)

27 Desember 2017 00:00 WIB

Donald Trump menerbitkan perintah ekskutif untuk melarang masuknya pengungsi dari tujuh negara berpopulasi Muslim. Kebijakan ini menimbulkan protes dari dalam AS dan berbagai negara karena dianggap rasis. Ketujuh negara itu adalah Irak, Suriah, Iran, Libya, Somalia, Sudan, and Yaman. (Alex Wong/Getty Images)
Donald Trump menerbitkan perintah ekskutif untuk melarang masuknya pengungsi dari tujuh negara berpopulasi Muslim. Kebijakan ini menimbulkan protes dari dalam AS dan berbagai negara karena dianggap rasis. Ketujuh negara itu adalah Irak, Suriah, Iran, Libya, Somalia, Sudan, and Yaman. (Alex Wong/Getty Images)

27 Desember 2017 00:00 WIB

Trump mengkritik pedas negara-negara sekutu Eropa anggota North Atlantic Treaty Organization, yang dinilainya lalai dalam menyetorkan iuran rutin untuk membiayai operasi militer NATO. Trump secara terbuka menyatakan enggan mendukung klausa pertahanan bersama yang diatur NATO. (Chris Kleponis-Pool/Getty Images)
Trump mengkritik pedas negara-negara sekutu Eropa anggota North Atlantic Treaty Organization, yang dinilainya lalai dalam menyetorkan iuran rutin untuk membiayai operasi militer NATO. Trump secara terbuka menyatakan enggan mendukung klausa pertahanan bersama yang diatur NATO. (Chris Kleponis-Pool/Getty Images)

27 Desember 2017 00:00 WIB

Donald Trump mengancam akan menyerang Korea Utara dengan kekuatan penuh
Donald Trump mengancam akan menyerang Korea Utara dengan kekuatan penuh "fire and fury", yang diterjemahkan media dan publik sebagai ancaman serangan nuklir. Ini pertama kalinya Presiden AS mengancam musuhnya dengan kehancuran besar-besaran. Ini berlanjut dengan Trump menyebut pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebagai manusia roket kecil, anjing kecil sakit dan orang pendek gendut. Kim menyebut Trump sebagai orang tua pikun dan gila. (Chris Kleponis-Pool/Getty Images)

27 Desember 2017 00:00 WIB

Donald Trump menyebut status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan ini sekaligus membalik kebijakan luar negeri AS selama tujuh dekade serta melanggar sejumlah resolusi PBB, yang ikut ditandatangani AS selama ini. REUTERS
Donald Trump menyebut status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan ini sekaligus membalik kebijakan luar negeri AS selama tujuh dekade serta melanggar sejumlah resolusi PBB, yang ikut ditandatangani AS selama ini. REUTERS

27 Desember 2017 00:00 WIB