Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menelusuri Jejak Pembantaian 10 Pria Rohingya di Inn Din Rakhine

Tulang manusia terlihat di sebuah kuburan dangkal di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 26 Oktober 2017. Laporan pembantaian etnis Rohingya oleh militer Myanmar kembali terkuak. Sebanyak 10 pria muslim Rohingya di Inn Din dibantai dan dikubur dalam satu lubang. REUTERS
Tulang manusia terlihat di sebuah kuburan dangkal di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 26 Oktober 2017. Laporan pembantaian etnis Rohingya oleh militer Myanmar kembali terkuak. Sebanyak 10 pria muslim Rohingya di Inn Din dibantai dan dikubur dalam satu lubang. REUTERS

9 Februari 2018 00:00 WIB

Tulang manusia terlihat di sebuah kuburan dangkal di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 8 Desember 2017. Dalam kondisi terikat, 10 pria muslim Rohingya menyaksikan tetangga-tetangga mereka yang beragama Budha menggali sebuah kuburan yang dangkal. Tak lama setelahnya, di pagi hari pada 2 September lalu, 10 orang itu tewas. REUTERS
Tulang manusia terlihat di sebuah kuburan dangkal di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 8 Desember 2017. Dalam kondisi terikat, 10 pria muslim Rohingya menyaksikan tetangga-tetangga mereka yang beragama Budha menggali sebuah kuburan yang dangkal. Tak lama setelahnya, di pagi hari pada 2 September lalu, 10 orang itu tewas. REUTERS

9 Februari 2018 00:00 WIB

Sehelai baju terlihat di sebuah kuburan dangkal di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 8 Desember 2017. Dua penggali kuburan yang dilaporkan Reuters mengatakan bahwa dua di antara 10 muslim Rohingya itu ditikam warga Buddha. Sisanya ditembak mati pasukan Myanmar. 
REUTERS
Sehelai baju terlihat di sebuah kuburan dangkal di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 8 Desember 2017. Dua penggali kuburan yang dilaporkan Reuters mengatakan bahwa dua di antara 10 muslim Rohingya itu ditikam warga Buddha. Sisanya ditembak mati pasukan Myanmar. REUTERS

9 Februari 2018 00:00 WIB

Tulang manusia terlihat di sebuah kuburan dangkal di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 8 Desember 2017. Soe Chay, seorang pensiunan tentara dari komunitas Buddha Inn Din's yang mengaku membantu menggali lubang dan menyaksikan pembunuhan tersebut mengatakan bahwa tentara-tentara Myanmar menembaki tiap orang sedikitnya dua atau tiga kali.  REUTERS
Tulang manusia terlihat di sebuah kuburan dangkal di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 8 Desember 2017. Soe Chay, seorang pensiunan tentara dari komunitas Buddha Inn Din's yang mengaku membantu menggali lubang dan menyaksikan pembunuhan tersebut mengatakan bahwa tentara-tentara Myanmar menembaki tiap orang sedikitnya dua atau tiga kali. REUTERS

9 Februari 2018 00:00 WIB

Ke-10 pria Rohingya berlutut dengan tangan di kepala, sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 1 September 2017. Soe Chay juga mengungkapkan bahwa saat 10 pria mereka dikuburkan, beberapa di antaranya masih bersuara, yang lainnya sudah mati. REUTERS
Ke-10 pria Rohingya berlutut dengan tangan di kepala, sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 1 September 2017. Soe Chay juga mengungkapkan bahwa saat 10 pria mereka dikuburkan, beberapa di antaranya masih bersuara, yang lainnya sudah mati. REUTERS

9 Februari 2018 00:00 WIB

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS

9 Februari 2018 00:00 WIB