Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nasib Anak-anak Pengungsi yang Tidak Mendapatkan Pendidikan Layak

Editor

Suasana kelas di rumah komunitas pengungsi di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Anak-anak tersebut merupakan korban dari negara di Asia Tengah, Timur Tengah dan Afrika yang sedang dilanda perang. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Suasana kelas di rumah komunitas pengungsi di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Anak-anak tersebut merupakan korban dari negara di Asia Tengah, Timur Tengah dan Afrika yang sedang dilanda perang. ANTARA FOTO/FB Anggoro

24 Maret 2018 00:00 WIB

Seorang pengungsi menjadi guru secara sukarela untuk pengungsi anak di rumah komunitas di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Berdasarkan data UNHCR, atau lembaga PBB yang mengurus pengungsi, ada lebih dari 14.000 orang pengungsi yang kini berada di Indonesia. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Seorang pengungsi menjadi guru secara sukarela untuk pengungsi anak di rumah komunitas di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Berdasarkan data UNHCR, atau lembaga PBB yang mengurus pengungsi, ada lebih dari 14.000 orang pengungsi yang kini berada di Indonesia. ANTARA FOTO/FB Anggoro

24 Maret 2018 00:00 WIB

Papan tulis di kelas untuk pengungsi di rumah komunitas di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Saat ini ada 1.176 orang imigran di Pekanbaru, Riau yang sekitar 70 persen berstatus pengungsi dan sisanya masih dalam proses mencari suaka. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Papan tulis di kelas untuk pengungsi di rumah komunitas di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Saat ini ada 1.176 orang imigran di Pekanbaru, Riau yang sekitar 70 persen berstatus pengungsi dan sisanya masih dalam proses mencari suaka. ANTARA FOTO/FB Anggoro

24 Maret 2018 00:00 WIB

Sejumlah pengungsi anak dari Afghanistan berpose setelah belajar di rumah komunitas untuk pengungsi dan anak di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Pengungsi paling banyak berasal dari Afghanistan, yakni mencapai 930 Orang, sisanya dari Irak, Iran, Palestina, Sudan, Myanmar Rohingnya, Somalia, Pakistan, Srilanka, Bangladesh, serta dari Yordania dan Suriah. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Sejumlah pengungsi anak dari Afghanistan berpose setelah belajar di rumah komunitas untuk pengungsi dan anak di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Pengungsi paling banyak berasal dari Afghanistan, yakni mencapai 930 Orang, sisanya dari Irak, Iran, Palestina, Sudan, Myanmar Rohingnya, Somalia, Pakistan, Srilanka, Bangladesh, serta dari Yordania dan Suriah. ANTARA FOTO/FB Anggoro

24 Maret 2018 00:00 WIB

Seorang pengungsi anak belajar menggunakan buku pelajaran berbahasa Arab gundul di rumah komunitas di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Hidup anak-anak pengungsi kini lebih baik di Indonesia, jauh dari perang dan bisa bebas bermain menikmati masa kanak-kanak mereka. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Seorang pengungsi anak belajar menggunakan buku pelajaran berbahasa Arab gundul di rumah komunitas di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Hidup anak-anak pengungsi kini lebih baik di Indonesia, jauh dari perang dan bisa bebas bermain menikmati masa kanak-kanak mereka. ANTARA FOTO/FB Anggoro

24 Maret 2018 00:00 WIB

Seorang pengungsi anak memperhatikan ibu yang membuat Naan, kue khas Afghanistan, di rumah komunitas untuk pengungsi dan pencari anak di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Pendidikan untuk pengungsi anak hingga kini masih seadanya, karena lebih banyak dilakukan sukarela oleh sesama pengungsi yang punya latar belakang di dunia pendidikan atau guru. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Seorang pengungsi anak memperhatikan ibu yang membuat Naan, kue khas Afghanistan, di rumah komunitas untuk pengungsi dan pencari anak di Kota Pekanbaru, Riau, 6 Maret 2018. Pendidikan untuk pengungsi anak hingga kini masih seadanya, karena lebih banyak dilakukan sukarela oleh sesama pengungsi yang punya latar belakang di dunia pendidikan atau guru. ANTARA FOTO/FB Anggoro

24 Maret 2018 00:00 WIB