Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Warga Melestarikan Tabuik Pariaman di Perayaan 10 Muharram

Editor

Warga nagari Subarang memasang Bungo Salapan saat prosesi Tabuik Naik Pangkek, di Kota Pariaman, Sumatera Barat, 23 September 2018. Kota pantai sekitar 20 kilometer dari Kota Padang, Sumatera Barat itu memiliki perhelatan budaya dan pariwisata yang sanggup menarik ribuan orang untuk datang menyaksikannya, yakni Tabuik, yang merupakan perayaan Asyura (10 Muharram). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Warga nagari Subarang memasang Bungo Salapan saat prosesi Tabuik Naik Pangkek, di Kota Pariaman, Sumatera Barat, 23 September 2018. Kota pantai sekitar 20 kilometer dari Kota Padang, Sumatera Barat itu memiliki perhelatan budaya dan pariwisata yang sanggup menarik ribuan orang untuk datang menyaksikannya, yakni Tabuik, yang merupakan perayaan Asyura (10 Muharram). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

13 Oktober 2018 00:00 WIB

Sebuah tabuik dipertontonkan saat puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik sebelum dibuang ke laut, di Pantai Pariaman, Sumatera Barat, 23 September 2018. Tabuik diawali pada 1 Muharram, yakni dilaksanakannya prosesi Maambiak Tanah atau mengambil tanah oleh dua kelompok Tabuik, yakni Nagari Pasa dan Subarang. Prosesi ini bermakna, bahwa manusia berasal dari tanah. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sebuah tabuik dipertontonkan saat puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik sebelum dibuang ke laut, di Pantai Pariaman, Sumatera Barat, 23 September 2018. Tabuik diawali pada 1 Muharram, yakni dilaksanakannya prosesi Maambiak Tanah atau mengambil tanah oleh dua kelompok Tabuik, yakni Nagari Pasa dan Subarang. Prosesi ini bermakna, bahwa manusia berasal dari tanah. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

13 Oktober 2018 00:00 WIB

Sejumlah warga Nagari Pasa mengelilingi Daraga saat prosesi Maatam, di Rumah Tabuik Pasa, Pariaman, Sumatera Barat, 17 September 2018. Pada tanggal 5 Muharram, prosesi dilanjutkan dengan Manabang/Maambiak Batang Pisang atau menebang batang pisang dengan satu tebasan, melambangkan apa yang dilakukan oleh musuh Allah terhadap Hasan-Husein. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sejumlah warga Nagari Pasa mengelilingi Daraga saat prosesi Maatam, di Rumah Tabuik Pasa, Pariaman, Sumatera Barat, 17 September 2018. Pada tanggal 5 Muharram, prosesi dilanjutkan dengan Manabang/Maambiak Batang Pisang atau menebang batang pisang dengan satu tebasan, melambangkan apa yang dilakukan oleh musuh Allah terhadap Hasan-Husein. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

13 Oktober 2018 00:00 WIB

Sebuah tabuik dipertontonkan saat puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik sebelum dibuang ke laut, di Pantai Pariaman, Sumatera Barat, 23 September 2018. Selanjutnya, ada sejumlah prosesi lainnya menjelang 10 Muharram, yakni
Sebuah tabuik dipertontonkan saat puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik sebelum dibuang ke laut, di Pantai Pariaman, Sumatera Barat, 23 September 2018. Selanjutnya, ada sejumlah prosesi lainnya menjelang 10 Muharram, yakni "Maatam", "Maradai", "Maarak Panja/Jari-jari", "Maarak Saroban", "Tabuik Naiak Pangkek" dan "Hoyak Tabuik" hingga dibuang ke laut. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

13 Oktober 2018 00:00 WIB

Warga nagari Subarang mengerjakan pembuatan badan Tabuik, di Pariaman, Sumatera Barat, 15 September 2018. Awalnya, pesta budaya itu merupakan perayaan dalam rangka memperingati gugurnya Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Dilakukan mulai 1 hingga 10 Muharram. Namun kini, perayaan Tabuik disesuaikan dengan kebutuhan pariwisata, dengan tetap menjaga seluruh prosesi tetap dilaksanakan. Waktu pelaksanaanya pun bertambah panjang, dari hanya satu minggu, kini menjadi dua minggu lebih. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Warga nagari Subarang mengerjakan pembuatan badan Tabuik, di Pariaman, Sumatera Barat, 15 September 2018. Awalnya, pesta budaya itu merupakan perayaan dalam rangka memperingati gugurnya Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Dilakukan mulai 1 hingga 10 Muharram. Namun kini, perayaan Tabuik disesuaikan dengan kebutuhan pariwisata, dengan tetap menjaga seluruh prosesi tetap dilaksanakan. Waktu pelaksanaanya pun bertambah panjang, dari hanya satu minggu, kini menjadi dua minggu lebih. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

13 Oktober 2018 00:00 WIB

Hulubalang Nagari Pasar usai melakukan prosesi Maambiak Batang Pisang di Pariaman, Sumatera Barat, 15 September 2018. Selain berdampak ekonomi dan tingkat kunjungan wisata, penyelenggaraan pesta budaya tabuik itu juga mendorong lahirnya berbagai sanggar kesenian daerah. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Hulubalang Nagari Pasar usai melakukan prosesi Maambiak Batang Pisang di Pariaman, Sumatera Barat, 15 September 2018. Selain berdampak ekonomi dan tingkat kunjungan wisata, penyelenggaraan pesta budaya tabuik itu juga mendorong lahirnya berbagai sanggar kesenian daerah. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

13 Oktober 2018 00:00 WIB