Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pose dan Cerita Korban Gempa Palu di Atas Rumahnya yang Hancur

Editor

Kaharuddin, 40 tahun, menunggu ekskavator menggali tumpukan puing-puing yang dahulu rumahnya usai diguncang gempa dan tsunami di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 10 Oktober 2018. Kaharuddin percaya di bawah reruntuhan masih terdapat putrinya yang berumur satu tahun. Istrinya, dimana itrinya Hastuti, ditemukan di bawah puing-puing empat hari setelah gempa dengan memeluk tubuh dua anak perempuan mereka yang lain, berusia 4 dan 2 tahun. REUTERS/Jorge Silva
Kaharuddin, 40 tahun, menunggu ekskavator menggali tumpukan puing-puing yang dahulu rumahnya usai diguncang gempa dan tsunami di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 10 Oktober 2018. Kaharuddin percaya di bawah reruntuhan masih terdapat putrinya yang berumur satu tahun. Istrinya, dimana itrinya Hastuti, ditemukan di bawah puing-puing empat hari setelah gempa dengan memeluk tubuh dua anak perempuan mereka yang lain, berusia 4 dan 2 tahun. REUTERS/Jorge Silva

17 Oktober 2018 00:00 WIB

Darmi (48), dan saudara lelakinya Rusli (43), berdiri di luar rumahnya yang hancur akibat gempa dan tsunami mencari pakaian dan barang-barang lainnya di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 10 Oktober 2018. Saat terjadi gempa, Darmi bersama kakak perempuan, dua saudara perempuan, dan tiga cucu yang tengah berada di dalam rumah, melarikan diri ke perbukitan. REUTERS/Jorge Silva
Darmi (48), dan saudara lelakinya Rusli (43), berdiri di luar rumahnya yang hancur akibat gempa dan tsunami mencari pakaian dan barang-barang lainnya di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 10 Oktober 2018. Saat terjadi gempa, Darmi bersama kakak perempuan, dua saudara perempuan, dan tiga cucu yang tengah berada di dalam rumah, melarikan diri ke perbukitan. REUTERS/Jorge Silva

17 Oktober 2018 00:00 WIB

Hesti Andayani, 27 tahun, duduk di atas tumpukan keramik yang katanya merupakan bagian dari kamar tidurnya di lantai dua setelah rumahnya rata dengan tanah oleh gempa bumi, di lingkungan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 10 Oktober 2018. Gempa besar tersebut membuat Andayani kehilangan adik perempuannya. REUTERS/Jorge Silva
Hesti Andayani, 27 tahun, duduk di atas tumpukan keramik yang katanya merupakan bagian dari kamar tidurnya di lantai dua setelah rumahnya rata dengan tanah oleh gempa bumi, di lingkungan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 10 Oktober 2018. Gempa besar tersebut membuat Andayani kehilangan adik perempuannya. REUTERS/Jorge Silva

17 Oktober 2018 00:00 WIB

Khairuddin, 49 tahun, berdiri di atas rumahnya yang hancur akibat gempa bumi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. Khairuddin adalah ayah dari empat anak, ia masih memiliki tanah di daerah itu dan berharap bahwa ia mungkin bisa membangun rumah baru di atasnya, meskipun dokumen-dokumen tanah hilang dalam gempa. REUTERS/Jorge Silva
Khairuddin, 49 tahun, berdiri di atas rumahnya yang hancur akibat gempa bumi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. Khairuddin adalah ayah dari empat anak, ia masih memiliki tanah di daerah itu dan berharap bahwa ia mungkin bisa membangun rumah baru di atasnya, meskipun dokumen-dokumen tanah hilang dalam gempa. REUTERS/Jorge Silva

17 Oktober 2018 00:00 WIB

Nofal Surya, 37 tahun, duduk di atas puing-puing rumahnya yang hancur akibat gempa bumi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. Surya mengatakan ia kehilangan sekitar 15 anggota keluarga besarnya dan hanya tujuh yang berhasil ditemukan. REUTERS/Jorge Silva
Nofal Surya, 37 tahun, duduk di atas puing-puing rumahnya yang hancur akibat gempa bumi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 11 Oktober 2018. Surya mengatakan ia kehilangan sekitar 15 anggota keluarga besarnya dan hanya tujuh yang berhasil ditemukan. REUTERS/Jorge Silva

17 Oktober 2018 00:00 WIB

Dua orang laki-laki memperlihatkan lukisan orang tua mereka di atas puing-puing rumah mereka yang hancur akibat diguncang gempa di Balaroa di Palu, Sulawesi Tengah, 7 Oktober 2018. REUTERS/Jorge Silva
Dua orang laki-laki memperlihatkan lukisan orang tua mereka di atas puing-puing rumah mereka yang hancur akibat diguncang gempa di Balaroa di Palu, Sulawesi Tengah, 7 Oktober 2018. REUTERS/Jorge Silva

17 Oktober 2018 00:00 WIB