Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merawat Tradisi Para Petani di Kampung Naga Tasikmalaya

Editor

Suasana Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 Mei 2016. Kampung Adat Naga dikenal sebagai dataran tinggi yang subur. Terletak di ketinggian 1200 mdpl, di pinggiran Sungai Ciwulan, 25 kilometer dari Kota Garut atau 30 kilometer dari Kota Tasikmalaya. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Suasana Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 Mei 2016. Kampung Adat Naga dikenal sebagai dataran tinggi yang subur. Terletak di ketinggian 1200 mdpl, di pinggiran Sungai Ciwulan, 25 kilometer dari Kota Garut atau 30 kilometer dari Kota Tasikmalaya. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

2 Februari 2019 00:00 WIB

Dua warga adat kesepuhan Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 26 Desember 2017. Masyarakat di daerah tersebut menjadi salah satu kampung adat yang masih memegang tradisi nenek moyang mereka. Salah satunya adalah tradisi panen padi. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Dua warga adat kesepuhan Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 26 Desember 2017. Masyarakat di daerah tersebut menjadi salah satu kampung adat yang masih memegang tradisi nenek moyang mereka. Salah satunya adalah tradisi panen padi. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

2 Februari 2019 00:00 WIB

Warga menanam benih padi di lahan Kampung Naga, Kabupetan Tasikmalaya, Jawa Barat, 26 Desember 2017. Di kampung adat ini, sebelum datangnya panen raya dimulai, ada tradisi yang tak boleh dilewatkan oleh petani Kampung Naga. Para petani melakukan ritus ngukusan atau pembacaan doa sebelum memanen padi. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Warga menanam benih padi di lahan Kampung Naga, Kabupetan Tasikmalaya, Jawa Barat, 26 Desember 2017. Di kampung adat ini, sebelum datangnya panen raya dimulai, ada tradisi yang tak boleh dilewatkan oleh petani Kampung Naga. Para petani melakukan ritus ngukusan atau pembacaan doa sebelum memanen padi. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

2 Februari 2019 00:00 WIB

Warga menjemur padi hasil panen raya di halaman rumahnya di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 Mei 2016. Pembacaan doa dalam Panen Raya hanya boleh dipimpin oleh petani laki-laki. Sementara para perempuan menunggu di samping sawah, mengikuti proses pembacaan doa oleh perwakilan warga yang dituakan. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Warga menjemur padi hasil panen raya di halaman rumahnya di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 Mei 2016. Pembacaan doa dalam Panen Raya hanya boleh dipimpin oleh petani laki-laki. Sementara para perempuan menunggu di samping sawah, mengikuti proses pembacaan doa oleh perwakilan warga yang dituakan. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

2 Februari 2019 00:00 WIB

Warga memotong kayu bakar untuk persedian bahan bakar memasak di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 Mei 2016. Padi yang sudah dipanen tidak langsung ditumbuk. Padi tersebut kemudian dikumpulkan di ruang terbuka, kemudian para petani melakukan upacara ngaleseuhan, yakni upacara pembacaan doa sebagai bentuk ucapan syukur kepada sang pencipta sebelum padi dinikmati oleh masyarakat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Warga memotong kayu bakar untuk persedian bahan bakar memasak di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 Mei 2016. Padi yang sudah dipanen tidak langsung ditumbuk. Padi tersebut kemudian dikumpulkan di ruang terbuka, kemudian para petani melakukan upacara ngaleseuhan, yakni upacara pembacaan doa sebagai bentuk ucapan syukur kepada sang pencipta sebelum padi dinikmati oleh masyarakat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

2 Februari 2019 00:00 WIB

Dua lampion yang menjadi penerang di rumah warga di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 26 Desember 2017. Ketua Kepemanduan Kampung Naga, Ucu Suherlan mengungkapkan, masyarakat melakukan panen raya dua kali dalam setahun. Rata-rata produksi padi mencapai lima kilogram per bata (14 meter). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Dua lampion yang menjadi penerang di rumah warga di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 26 Desember 2017. Ketua Kepemanduan Kampung Naga, Ucu Suherlan mengungkapkan, masyarakat melakukan panen raya dua kali dalam setahun. Rata-rata produksi padi mencapai lima kilogram per bata (14 meter). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

2 Februari 2019 00:00 WIB