Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Seorang Ibu dari Cina Jadi Ratu Tinju Asia

Huang Wensi bertarung melawan Jarusiri Rongmuang dari Thailand saat memperebutkan sabuk emas dalam kejuaraan tinju wanita kelas Terbang Super Asia di Taipei, Taiwan, 26 September 2018. Huang adalah salah satu dari kelompok kecil perempuan di Cina yang mengejar karir sebagai tinju profesional. REUTERS/Yue Wu
Huang Wensi bertarung melawan Jarusiri Rongmuang dari Thailand saat memperebutkan sabuk emas dalam kejuaraan tinju wanita kelas Terbang Super Asia di Taipei, Taiwan, 26 September 2018. Huang adalah salah satu dari kelompok kecil perempuan di Cina yang mengejar karir sebagai tinju profesional. REUTERS/Yue Wu

2 April 2019 00:00 WIB

Huang Wensi berlatih di sebuah taman, ditemani oleh suami dan saudara perempuannya, di Lianjiang, provinsi Guangdong, Cina, 30 Juni 2018. Sebagai perempuan dan seorang ibu, ia menikmati tinju meskipun stereotip tradisional di negara itu menganggap wanita tidak akan mampu melakukannya. REUTERS/Yue Wu
Huang Wensi berlatih di sebuah taman, ditemani oleh suami dan saudara perempuannya, di Lianjiang, provinsi Guangdong, Cina, 30 Juni 2018. Sebagai perempuan dan seorang ibu, ia menikmati tinju meskipun stereotip tradisional di negara itu menganggap wanita tidak akan mampu melakukannya. REUTERS/Yue Wu

2 April 2019 00:00 WIB

Huang Wensi saat latihan terakhir di Ningbo, Provinsi Zhejiang, China, pada 23 September 2018 sebelum bertolak ke Taiwan mengikuti kejuaraan tinju wanita kelas Terbang Super Asia. Huang mulai belajar tinju pada 2002 setelah seorang pelatih melihat potensinya di sekolah. Dia bergabung dengan tim provinsi tiga tahun kemudian, tetapi pensiun pada 2011 karena cedera. REUTERS/Yue Wu
Huang Wensi saat latihan terakhir di Ningbo, Provinsi Zhejiang, China, pada 23 September 2018 sebelum bertolak ke Taiwan mengikuti kejuaraan tinju wanita kelas Terbang Super Asia. Huang mulai belajar tinju pada 2002 setelah seorang pelatih melihat potensinya di sekolah. Dia bergabung dengan tim provinsi tiga tahun kemudian, tetapi pensiun pada 2011 karena cedera. REUTERS/Yue Wu

2 April 2019 00:00 WIB

Huang Wensi memulas make up pada wajahnya sebelum bertanding dalam kejuaraan tinju wanita kelas Terbang Super Asia di Taipei, Taiwan, 26 September 2018. Setelah melahirkan pada 2016, Huang sempat menderita depresi berat, bahkan hingga ada dorongan untuk bunuh diri. Depresi itu justru memacunya untuk kembali sebagai petinju profesional setelah beristirahat beberapa tahun. REUTERS/Yue Wu
Huang Wensi memulas make up pada wajahnya sebelum bertanding dalam kejuaraan tinju wanita kelas Terbang Super Asia di Taipei, Taiwan, 26 September 2018. Setelah melahirkan pada 2016, Huang sempat menderita depresi berat, bahkan hingga ada dorongan untuk bunuh diri. Depresi itu justru memacunya untuk kembali sebagai petinju profesional setelah beristirahat beberapa tahun. REUTERS/Yue Wu

2 April 2019 00:00 WIB

Huang Wensi merayakan kemenangannya setelah berhasil meraih sabuk emas dalam kejuaraan tinju wanita kelas Terbang Super Asia di Taipei, Taiwan, 26 September 2018. Setelah kemenangan itu, Huang pun berkata
Huang Wensi merayakan kemenangannya setelah berhasil meraih sabuk emas dalam kejuaraan tinju wanita kelas Terbang Super Asia di Taipei, Taiwan, 26 September 2018. Setelah kemenangan itu, Huang pun berkata "Jangan panggil aku raja," katanya. "Tolong panggil queen of the ring" karena keberhasilannya mendobrak stereotip tentang perempuan Cina dalam dunia tinju. REUTERS/Yue Wu

2 April 2019 00:00 WIB

Huang Wensi berinteraksi dengan putranya di tempat dia bekerja, sebelum mengirim putranya kembali ke kampung halamannya di Lianjiang, provinsi Guangdong, Cina, 28 Juni 2018. Selain menjadi petinju profesional, Huang juga bekerja sebagai guru di Zhejiang. REUTERS/Yue Wu
Huang Wensi berinteraksi dengan putranya di tempat dia bekerja, sebelum mengirim putranya kembali ke kampung halamannya di Lianjiang, provinsi Guangdong, Cina, 28 Juni 2018. Selain menjadi petinju profesional, Huang juga bekerja sebagai guru di Zhejiang. REUTERS/Yue Wu

2 April 2019 00:00 WIB