Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demo Hong Kong, Lautan Pendemo Kembali Tumpah ke Jalan

Pengunjuk rasa menghadiri demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019.  Hong Kong kembali diguncang puluhan ribu demonstran dengan mengenakan baju hitam. REUTERS/Tyrone Siu
Pengunjuk rasa menghadiri demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. Hong Kong kembali diguncang puluhan ribu demonstran dengan mengenakan baju hitam. REUTERS/Tyrone Siu

16 Juni 2019 00:00 WIB

Pengunjuk rasa membawa poster dalam demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. Pendemo kembali turun ke jalan sehari setelah pemimpin kota itu, Carrie Lam menunda pembahasan RUU Ekstradisi menyusul demonstrasi yang dilakukan sekitar 1 juta orang.. REUTERS/Tyrone Siu
Pengunjuk rasa membawa poster dalam demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. Pendemo kembali turun ke jalan sehari setelah pemimpin kota itu, Carrie Lam menunda pembahasan RUU Ekstradisi menyusul demonstrasi yang dilakukan sekitar 1 juta orang.. REUTERS/Tyrone Siu

16 Juni 2019 00:00 WIB

Pengunjuk rasa memberikan penghormatan kepada seorang pria, yang meninggal setelah jatuh dari scalfolding Pacific Place ketika ikut demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk turun dan menarik RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. RUU Ekstradisi, yang dikhawatirkan para kritikus, diyakini dapat digunakan untuk mengekstradisi penduduk ke Cina Daratan karena pelanggaran bisnis yang politis atau tidak sengaja. REUTERS/Thomas Peter
Pengunjuk rasa memberikan penghormatan kepada seorang pria, yang meninggal setelah jatuh dari scalfolding Pacific Place ketika ikut demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk turun dan menarik RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. RUU Ekstradisi, yang dikhawatirkan para kritikus, diyakini dapat digunakan untuk mengekstradisi penduduk ke Cina Daratan karena pelanggaran bisnis yang politis atau tidak sengaja. REUTERS/Thomas Peter

16 Juni 2019 00:00 WIB

Pengunjuk rasa menghadiri demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. Mereka berjalan bersama-sama menuju gedung pusat pemerintahan Hong Kong untuk menuntut pemimping Honh Kong, Carrie Lam mundur dari jabatannya REUTERS/Tyrone Siu
Pengunjuk rasa menghadiri demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. Mereka berjalan bersama-sama menuju gedung pusat pemerintahan Hong Kong untuk menuntut pemimping Honh Kong, Carrie Lam mundur dari jabatannya REUTERS/Tyrone Siu

16 Juni 2019 00:00 WIB

Pengunjuk rasa mengenakan helm dan masker gas air mata duduk di depan gedung Dewan Legislatif dalam demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk turun dan menarik RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. REUTERS/Thomas Peter
Pengunjuk rasa mengenakan helm dan masker gas air mata duduk di depan gedung Dewan Legislatif dalam demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk turun dan menarik RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. REUTERS/Thomas Peter

16 Juni 2019 00:00 WIB

Pengunjuk rasa menghadiri demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. REUTERS/Tyrone Siu
Pengunjuk rasa menghadiri demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. REUTERS/Tyrone Siu

16 Juni 2019 00:00 WIB