Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demo Kenaikan Bahan Bakar, Status Ekuador Berstatus Darurat

Editor

Demonstran terlibat bentrok dengan polisi anti huru hara selama protes di Quito, Ekuador 3 Oktober 2019. Demonstran marah karena keputusan Presiden Ekuador, Lenin Moreno untuk mengakhiri subsidi bahan bakar 40 tahun. REUTERS/Ivan Castaneira
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi anti huru hara selama protes di Quito, Ekuador 3 Oktober 2019. Demonstran marah karena keputusan Presiden Ekuador, Lenin Moreno untuk mengakhiri subsidi bahan bakar 40 tahun. REUTERS/Ivan Castaneira

5 Oktober 2019 00:00 WIB

Polisi anti huru hara membantu seorang kolega yang terluka akibat bentrok dengan demonstran di Quito, Ekuador 3 Oktober 2019. Presiden Ekuador, Lenin Moreno mengatakan ia memberlakukan pencabutan subsidi untuk
Polisi anti huru hara membantu seorang kolega yang terluka akibat bentrok dengan demonstran di Quito, Ekuador 3 Oktober 2019. Presiden Ekuador, Lenin Moreno mengatakan ia memberlakukan pencabutan subsidi untuk "menjamin keamanan rakyat dan menghindari kekacauan." REUTERS/Ivan Castaneira

5 Oktober 2019 00:00 WIB

Seorang demonstran berlutut dan memberi isyarat selama protes dan terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di Quito, Ekuador 4 Oktober 2019. Subsidi bahan bakar menghabiskan dana pemerintah hingga USD$ 13 miliar atau sekitar 18 triliun rupiah setiap tahunnya. REUTERS/Ivan Alvarado
Seorang demonstran berlutut dan memberi isyarat selama protes dan terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di Quito, Ekuador 4 Oktober 2019. Subsidi bahan bakar menghabiskan dana pemerintah hingga USD$ 13 miliar atau sekitar 18 triliun rupiah setiap tahunnya. REUTERS/Ivan Alvarado

5 Oktober 2019 00:00 WIB

Anggota polisi anti huru hara mengarahkan senjata mereka ketika mereka berbentrokan dengan demonstran di Quito, Ekuador 4 Oktober 2019. Beberapa demonstran membakar ban dan melempar benda ke arah kendaraan lapis baja polisi. Hal itu menuai kritik dari Presiden Ekuador. REUTERS/Ivan Alvarado
Anggota polisi anti huru hara mengarahkan senjata mereka ketika mereka berbentrokan dengan demonstran di Quito, Ekuador 4 Oktober 2019. Beberapa demonstran membakar ban dan melempar benda ke arah kendaraan lapis baja polisi. Hal itu menuai kritik dari Presiden Ekuador. REUTERS/Ivan Alvarado

5 Oktober 2019 00:00 WIB

Demonstran bentrok dengan polisi anti huru hara selama protes di Quito, Ekuador 4 Oktober 2019. Sejumlah elemen warga ikut turun ke jalan dengan memblokade jalan dan jembatan di ibukota Ecuador, Quito.  REUTERS/Daniel Tapia.
Demonstran bentrok dengan polisi anti huru hara selama protes di Quito, Ekuador 4 Oktober 2019. Sejumlah elemen warga ikut turun ke jalan dengan memblokade jalan dan jembatan di ibukota Ecuador, Quito. REUTERS/Daniel Tapia.

5 Oktober 2019 00:00 WIB

Seorang demonstran dipukul oleh polisi anti huru hara selama protes di Quito, Ekuador 4 Oktober 2019. REUTERS/Ivan Alvarado
Seorang demonstran dipukul oleh polisi anti huru hara selama protes di Quito, Ekuador 4 Oktober 2019. REUTERS/Ivan Alvarado

5 Oktober 2019 00:00 WIB