Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Muslim Uighur Dukung Mesut Ozil di Turki

Editor

Anak-anak etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil selama protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Poster itu bertuliskan:
Anak-anak etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil selama protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Poster itu bertuliskan: "Terima kasih, Mesut Ozil, atas nama 35 juta etnis Uighur yang tertindas". REUTERS/Kemal Aslan

18 Desember 2019 00:00 WIB

Seorang demonstran etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Maraknya pemberitaan persekusi dan diskriminasi etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang oleh pemerintah China, membuat Mesut Ozil ikut bersuara dan mengkritik pemerintah China.  REUTERS/Kemal Aslan
Seorang demonstran etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Maraknya pemberitaan persekusi dan diskriminasi etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang oleh pemerintah China, membuat Mesut Ozil ikut bersuara dan mengkritik pemerintah China. REUTERS/Kemal Aslan

18 Desember 2019 00:00 WIB

Anak-anak etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Cuitan Mesut Ozil yang membuat pemerintah China geram berdampak pada Arsenal, dimana laga Arsenal melawan Manchester City pun dibatalkan. REUTERS/Kemal Aslan
Anak-anak etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Cuitan Mesut Ozil yang membuat pemerintah China geram berdampak pada Arsenal, dimana laga Arsenal melawan Manchester City pun dibatalkan. REUTERS/Kemal Aslan

18 Desember 2019 00:00 WIB

Anak-anak etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Kaum minoritas Uighur ini tersebar di Daerah Otonomi Xinjiang, Uighur, sementara sebagian kecil tinggal di Provinsi Hunan dan Henan. REUTERS/Kemal Aslan
Anak-anak etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Kaum minoritas Uighur ini tersebar di Daerah Otonomi Xinjiang, Uighur, sementara sebagian kecil tinggal di Provinsi Hunan dan Henan. REUTERS/Kemal Aslan

18 Desember 2019 00:00 WIB

Seorang etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Kabar Muslim Uighur yang hidup tidak bebas dan tertekan di China lantaran dari laporan penahanan yang didapatkan oleh PBB pada Agustus 2018 lalu. Dalam laporan disebutkan bahwa terdapat sekitar satu juta warga Uighur dan kelompok muslim lainnya ditahan di Xinjiang. REUTERS/Kemal Aslan
Seorang etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. Kabar Muslim Uighur yang hidup tidak bebas dan tertekan di China lantaran dari laporan penahanan yang didapatkan oleh PBB pada Agustus 2018 lalu. Dalam laporan disebutkan bahwa terdapat sekitar satu juta warga Uighur dan kelompok muslim lainnya ditahan di Xinjiang. REUTERS/Kemal Aslan

18 Desember 2019 00:00 WIB

Anak-anak etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. REUTERS/Kemal Aslan
Anak-anak etnis Uighur memegang poster bergambarkan pesepakbola Arsenal, Mesut Ozil saat protes melawan China di Istanbul, Turki 14 Desember 2019. REUTERS/Kemal Aslan

18 Desember 2019 00:00 WIB