Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tingginya Penjualan Pakaian Retail, Limbah Fesyen Meningkat

Editor

Pekerja memasukan limbah sisa kain ke dalam truk di Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Menurut Dana Thomas dalam bukunya, Fashionopolis tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya  limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja memasukan limbah sisa kain ke dalam truk di Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Menurut Dana Thomas dalam bukunya, Fashionopolis tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

4 Februari 2020 00:00 WIB

Pekerja memilah limbah sisa kain di Jakarta, Selasa 4 Februari. Menurut Dana Thomas dalam bukunya, Fashionopolis tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya  limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja memilah limbah sisa kain di Jakarta, Selasa 4 Februari. Menurut Dana Thomas dalam bukunya, Fashionopolis tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

4 Februari 2020 00:00 WIB

Pekerja memilah limbah sisa kain di Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Menurut Dana Thomas dalam bukunya Fashionopolis, tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja memilah limbah sisa kain di Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Menurut Dana Thomas dalam bukunya Fashionopolis, tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

4 Februari 2020 00:00 WIB

Pekerja memilah limbah sisa kain di Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Menurut Dana Thomas dalam bukunya Fashionopolis, tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja memilah limbah sisa kain di Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Menurut Dana Thomas dalam bukunya Fashionopolis, tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

4 Februari 2020 00:00 WIB

Pekerja memilah limbah sisa kain di Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Menurut Dana Thomas dalam bukunya Fashionopolis, tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja memilah limbah sisa kain di Jakarta, Selasa 4 Februari 2020. Menurut Dana Thomas dalam bukunya Fashionopolis, tumbuhnya penjualan pakaian retail seperti H&M, Uniqlo dan Zara berdampak terhadap meningkatnya limbah fesyen di dunia, karena setiap perusahaan tersebut membuat baju dalam skala besar serta terus menerus. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

4 Februari 2020 00:00 WIB