Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Intip Pembuatan Talempong, Alat Musik Perkusi dari Minangkabau

Editor

Pengrajin menunjukkan talempong yang sudah selesai dipoles hingga mengkilap dan siap dipasarkan, di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, 14 Maret 2020. Kawasan Nagari Sungai Puar merupakan sentra bengkel pembuatan talempong, alat musik perkusi tradisional dari Minangkabau. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Pengrajin menunjukkan talempong yang sudah selesai dipoles hingga mengkilap dan siap dipasarkan, di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, 14 Maret 2020. Kawasan Nagari Sungai Puar merupakan sentra bengkel pembuatan talempong, alat musik perkusi tradisional dari Minangkabau. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 April 2020 00:00 WIB

Lilin yang sudah dicetak membentuk talempong, dikeringkan dahulu sebelum dilapisi tanah di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 9 Maret 2020. Talempong, bentuknya membulat hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan, namun memiliki bunyi yang unik khas Minangkabau. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Lilin yang sudah dicetak membentuk talempong, dikeringkan dahulu sebelum dilapisi tanah di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 9 Maret 2020. Talempong, bentuknya membulat hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan, namun memiliki bunyi yang unik khas Minangkabau. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 April 2020 00:00 WIB

Talempong yang sudah selesai dipoles hingga mengkilap dan siap dipasarkan, di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, 9 Maret 2020. Talempong memiliki diameter 15 sampai 17,5 centimeter, bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima centimeter sebagai titik untuk dipukul. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Talempong yang sudah selesai dipoles hingga mengkilap dan siap dipasarkan, di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, 9 Maret 2020. Talempong memiliki diameter 15 sampai 17,5 centimeter, bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima centimeter sebagai titik untuk dipukul. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 April 2020 00:00 WIB

Pengrajin menjemur cetakan talempong yang terbuat dari lilin dan lapisan tanah, di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, 9 Maret 2020. Untuk membuat talempong pengrajin membutuhkan sedikitnya 30 hari, mulai dari pencetakan hingga dapat dimainkan. Dalam pembuatannya, pertama, pengrajin harus mencetak lilin yang berbentuk talempong. Setelah kering, lilin tersebut kemudian dilamuri dengan tanah berlapis-lapis. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Pengrajin menjemur cetakan talempong yang terbuat dari lilin dan lapisan tanah, di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, 9 Maret 2020. Untuk membuat talempong pengrajin membutuhkan sedikitnya 30 hari, mulai dari pencetakan hingga dapat dimainkan. Dalam pembuatannya, pertama, pengrajin harus mencetak lilin yang berbentuk talempong. Setelah kering, lilin tersebut kemudian dilamuri dengan tanah berlapis-lapis. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 April 2020 00:00 WIB

Sejumlah pengrajin membakar cetakan talempong yang terbuat dari lilin dan lapisan tanah di kecamatan Sungai Puar, di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, 14 Maret 2020. Lapis pertama terdiri dari tanah kental, membaluti bagian dalam dan luar lilin berbentuk talempong tersebut. Kemudian dijemur lalu dilapis kembali hingga talempong berbentuk gemuk. Kondisi cuaca sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pembuatan talempong, karena penjemuran butuh sinar matahari. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sejumlah pengrajin membakar cetakan talempong yang terbuat dari lilin dan lapisan tanah di kecamatan Sungai Puar, di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, 14 Maret 2020. Lapis pertama terdiri dari tanah kental, membaluti bagian dalam dan luar lilin berbentuk talempong tersebut. Kemudian dijemur lalu dilapis kembali hingga talempong berbentuk gemuk. Kondisi cuaca sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pembuatan talempong, karena penjemuran butuh sinar matahari. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 April 2020 00:00 WIB

Pengrajin menyetel nada talempong di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 9 Maret 2020. Satu buah talempong dihargai mulai Rp190 ribu hingga Rp250 ribu. Biasanya talempong dimainkan dengan jumlah delapan hingga 16 buah. Sejumlah bengkel usaha pembuatan talempong di desa itu masih bertahan di tengah perkembangan gaya hidup modern. Dan selama gema talempong masih terdengar hingga ke kota-kota, bengkel itu akan terus mengepulkan asap diramaikan suara-suara khas logam yang dipukul. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Pengrajin menyetel nada talempong di Sungai Puar, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 9 Maret 2020. Satu buah talempong dihargai mulai Rp190 ribu hingga Rp250 ribu. Biasanya talempong dimainkan dengan jumlah delapan hingga 16 buah. Sejumlah bengkel usaha pembuatan talempong di desa itu masih bertahan di tengah perkembangan gaya hidup modern. Dan selama gema talempong masih terdengar hingga ke kota-kota, bengkel itu akan terus mengepulkan asap diramaikan suara-suara khas logam yang dipukul. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

24 April 2020 00:00 WIB