Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ledakan Maut Beirut dan Sejarah Kelam Teror Bom di Lebanon

Seorang pria Lebanon berteriak minta tolong untuk seorang pria yang terluka di dekat lokasi ledakan bom mobil di Beirut, 14 Februari 2005. Lebih dari 15 tahun yang lalu, Beirut diguncang ledakan bom mobil yang menewaskan Perdana Menteri Rafiq Hariri bersama sekitar 21 lainnya dan melukai 220 orang. REUTERS/Mohamed Azakir
Seorang pria Lebanon berteriak minta tolong untuk seorang pria yang terluka di dekat lokasi ledakan bom mobil di Beirut, 14 Februari 2005. Lebih dari 15 tahun yang lalu, Beirut diguncang ledakan bom mobil yang menewaskan Perdana Menteri Rafiq Hariri bersama sekitar 21 lainnya dan melukai 220 orang. REUTERS/Mohamed Azakir

8 Agustus 2020 00:00 WIB

Deretan puing kendaraan di lokasi ledakan bom mobil di Beirut, Lebanon, 14 Februari 2005. Serangkaian pemboman dan pembunuhan tokoh melanda Lebanon, kebanyakan terjadi di dalam dan sekitar ibu kota, Beirut sejak 2004 hingga 2018. REUTERS/Mohamed Azakir
Deretan puing kendaraan di lokasi ledakan bom mobil di Beirut, Lebanon, 14 Februari 2005. Serangkaian pemboman dan pembunuhan tokoh melanda Lebanon, kebanyakan terjadi di dalam dan sekitar ibu kota, Beirut sejak 2004 hingga 2018. REUTERS/Mohamed Azakir

8 Agustus 2020 00:00 WIB

Asap mengepul ke langit di atas kota setelah ledakan bom mobil di dekat hotel St George, Beirut, Lebanon, 14 Februari 2005. Meski ledakan maut yang terjadi pada 4 Agustus 2020 bukan diakibatkan oleh bom, namun peristiwa tersebut mengingatkan dunia dan masyarakat akan rangkaian teror yang pernah terjdi di masa lalu.  REUTERS/Alexander Jenniches
Asap mengepul ke langit di atas kota setelah ledakan bom mobil di dekat hotel St George, Beirut, Lebanon, 14 Februari 2005. Meski ledakan maut yang terjadi pada 4 Agustus 2020 bukan diakibatkan oleh bom, namun peristiwa tersebut mengingatkan dunia dan masyarakat akan rangkaian teror yang pernah terjdi di masa lalu. REUTERS/Alexander Jenniches

8 Agustus 2020 00:00 WIB

Seorang wanita Lebanon berduka setelah pembunuhan mantan perdana menteri Rafik al-Hariri selama protes di Beirut, Lebanon, 15 Februari 2005. Karena sejarah panjang terorisme di Lebanon, sempat beredar kabar jika ledakan Selasa lalu didalangi oleh serangan Israel maupun organisasi Hizbullah. REUTERS/Sharif Karim
Seorang wanita Lebanon berduka setelah pembunuhan mantan perdana menteri Rafik al-Hariri selama protes di Beirut, Lebanon, 15 Februari 2005. Karena sejarah panjang terorisme di Lebanon, sempat beredar kabar jika ledakan Selasa lalu didalangi oleh serangan Israel maupun organisasi Hizbullah. REUTERS/Sharif Karim

8 Agustus 2020 00:00 WIB

Sebuah pemandangan menunjukkan kuburan korban tewas dalam pemboman tahun 2005, yang menewaskan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik al-Hariri, di Beirut, Lebanon 3 Agustus 2020. REUTERS/Mohamed Azakir
Sebuah pemandangan menunjukkan kuburan korban tewas dalam pemboman tahun 2005, yang menewaskan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik al-Hariri, di Beirut, Lebanon 3 Agustus 2020. REUTERS/Mohamed Azakir

8 Agustus 2020 00:00 WIB

Foto empat orang yang dicari untuk pembunuhan Rafik al-Hariri, ditampilkan dalam Pengadilan Khusus untuk Lebanon di Singapura, 29 Juli 2011. Anggota kelompok fundamentalis Muslim Syiah Hizbullah diadili secara in absentia di pengadilan di Belanda atas pemboman bunuh diri tersebut. Pengadilan Khusus untuk Lebanon via REUTERS
Foto empat orang yang dicari untuk pembunuhan Rafik al-Hariri, ditampilkan dalam Pengadilan Khusus untuk Lebanon di Singapura, 29 Juli 2011. Anggota kelompok fundamentalis Muslim Syiah Hizbullah diadili secara in absentia di pengadilan di Belanda atas pemboman bunuh diri tersebut. Pengadilan Khusus untuk Lebanon via REUTERS

8 Agustus 2020 00:00 WIB