Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjuangan Pelajar Filipina Cari Sinyal untuk Sekolah Daring

Siswa kelas 5, Lovely Joy De Castro, (11 tahun), membuat catatan saat menghadiri kelas online menggunakan smartphone, di Pemakaman Selatan Manila tempat dia tinggal bersama keluarganya di Makati City, Filipina, 6 November 2020. Sekolah secara daring semakin menambah beban pengeluaran bagi keluarga menengah ke bawah. REUTERS/Eloisa Lopez
Siswa kelas 5, Lovely Joy De Castro, (11 tahun), membuat catatan saat menghadiri kelas online menggunakan smartphone, di Pemakaman Selatan Manila tempat dia tinggal bersama keluarganya di Makati City, Filipina, 6 November 2020. Sekolah secara daring semakin menambah beban pengeluaran bagi keluarga menengah ke bawah. REUTERS/Eloisa Lopez

7 Januari 2021 00:00 WIB

Jhay Ar Calma (10 tahun), siswa kelas 5, duduk di atap rumahnya saat dia mengikuti kelas online menggunakan tablet, karena koneksi internet yang lemah di wilayahnya, di Sta. Mesa, Manila, Filipina, 30 Oktober 2020.  Di Filipinan, sekolah tetap tutup selama pandemi Covid-19, yang membuat masyarakat menengah ke bawah semakin terbebani dengan biaya koneksi internet. REUTERS/Eloisa Lopez
Jhay Ar Calma (10 tahun), siswa kelas 5, duduk di atap rumahnya saat dia mengikuti kelas online menggunakan tablet, karena koneksi internet yang lemah di wilayahnya, di Sta. Mesa, Manila, Filipina, 30 Oktober 2020. Di Filipinan, sekolah tetap tutup selama pandemi Covid-19, yang membuat masyarakat menengah ke bawah semakin terbebani dengan biaya koneksi internet. REUTERS/Eloisa Lopez

7 Januari 2021 00:00 WIB

Mark Joseph Andal (18 tahun) seorang mahasiswa, mengikuti kelas online melalui ponsel di sebuah pondok hutan yang memiliki koneksi internet, di Mabalanoy, San Juan, Batangas, Filipina 15 Oktober 2020. Andal telah mengambil pekerjaan paruh waktu di bidang konstruksi untuk membeli ponsel untuk kelas virtual dan juga membangun gubuk di hutan untuk menangkap sinyal internet. REUTERS/Eloisa Lopez
Mark Joseph Andal (18 tahun) seorang mahasiswa, mengikuti kelas online melalui ponsel di sebuah pondok hutan yang memiliki koneksi internet, di Mabalanoy, San Juan, Batangas, Filipina 15 Oktober 2020. Andal telah mengambil pekerjaan paruh waktu di bidang konstruksi untuk membeli ponsel untuk kelas virtual dan juga membangun gubuk di hutan untuk menangkap sinyal internet. REUTERS/Eloisa Lopez

7 Januari 2021 00:00 WIB

Jhay Ar Calma, dibantu oleh ibunya Jonalyn Parulan saat dia bersiap untuk mengikuti kelas online dengan tablet, yang disediakan oleh pemerintah setempat, di rumah mereka di Sta. Mesa, Manila, Filipina, 30 Oktober 2020.
Jhay Ar Calma, dibantu oleh ibunya Jonalyn Parulan saat dia bersiap untuk mengikuti kelas online dengan tablet, yang disediakan oleh pemerintah setempat, di rumah mereka di Sta. Mesa, Manila, Filipina, 30 Oktober 2020. "Terkadang kami mengganti kartu SIM ke provider lain sehingga dia tidak harus belajar di atap, tapi jarang ada cukup uang untuk itu," kata Parulan kepada Reuters. REUTERS/Eloisa Lopez

7 Januari 2021 00:00 WIB

Mary Joyce Florendo (8 tahun), siswa kelas 3, dibantu oleh ibunya saat mengerjakan modul pembelajarannya, di rumah mereka di Manila, Filipina, 10 November 2020 .  REUTERS/Eloisa Lopez
Mary Joyce Florendo (8 tahun), siswa kelas 3, dibantu oleh ibunya saat mengerjakan modul pembelajarannya, di rumah mereka di Manila, Filipina, 10 November 2020 . REUTERS/Eloisa Lopez

7 Januari 2021 00:00 WIB

Mahasiswa bernama Jester Rafon,(20 tahun) Rosemine Gonzaga (19 tahun), Jenebyl Cipres, (19 tahun), dan Almer Acuno, (21 tahun), mendaki gunung untuk mencari tempat di mana ada koneksi internet untuk mengikuti kelas online, di Sitio Papatahan, Paete, Laguna, Filipina, 22 Oktober 2020.  REUTERS/Eloisa Lopez
Mahasiswa bernama Jester Rafon,(20 tahun) Rosemine Gonzaga (19 tahun), Jenebyl Cipres, (19 tahun), dan Almer Acuno, (21 tahun), mendaki gunung untuk mencari tempat di mana ada koneksi internet untuk mengikuti kelas online, di Sitio Papatahan, Paete, Laguna, Filipina, 22 Oktober 2020. REUTERS/Eloisa Lopez

7 Januari 2021 00:00 WIB