Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wanita Ini Ubah Limbah Plastik jadi Tas Tangan Cantik

Faith Aweko memamerkan tas tangan jadi yang terbuat dari limbah plastik di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. Tas-tas itu dijual seharga 16 dollar hingga 25 dollar atau sekitar Rp 228.000 - Rp. 375.000 dan memiliki kesepakatan dengan beberapa toko dan pasar lokal. REUTERS/Abubaker Lubowa
Faith Aweko memamerkan tas tangan jadi yang terbuat dari limbah plastik di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. Tas-tas itu dijual seharga 16 dollar hingga 25 dollar atau sekitar Rp 228.000 - Rp. 375.000 dan memiliki kesepakatan dengan beberapa toko dan pasar lokal. REUTERS/Abubaker Lubowa

28 Mei 2021 00:00 WIB

Faith Aweko memilah sampah plastik bersama pegawainya yang akan digunakan sebagai bahan dasar tas tangan di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. Selain menjualnya di pasar lokar, Aweko menggunakan media sosial untuk mendapatkan lebih banyak klien di luar negeri. REUTERS/Abubaker Lubowa
Faith Aweko memilah sampah plastik bersama pegawainya yang akan digunakan sebagai bahan dasar tas tangan di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. Selain menjualnya di pasar lokar, Aweko menggunakan media sosial untuk mendapatkan lebih banyak klien di luar negeri. REUTERS/Abubaker Lubowa

28 Mei 2021 00:00 WIB

Faith Aweko mengolah sampah plastik yang akan dijadikan tas tangan di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. Kini Aweko mempekerjakan delapan wanita dari masyarakat sekitar untuk memproduksi tas tangan dari sampah plastik. REUTERS/Abubaker Lubowa
Faith Aweko mengolah sampah plastik yang akan dijadikan tas tangan di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. Kini Aweko mempekerjakan delapan wanita dari masyarakat sekitar untuk memproduksi tas tangan dari sampah plastik. REUTERS/Abubaker Lubowa

28 Mei 2021 00:00 WIB

Pekerja menyelesaikan pembuatan tas tangan jadi yang terbuat dari limbah plastik di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. Selain membuat tas tangan dari limbah plastik, Aweko berharap dapat menimbulkan kesadaran lingkungan, daur ulang, dan pengelolaan limbah. REUTERS/Abubaker Lubowa
Pekerja menyelesaikan pembuatan tas tangan jadi yang terbuat dari limbah plastik di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. Selain membuat tas tangan dari limbah plastik, Aweko berharap dapat menimbulkan kesadaran lingkungan, daur ulang, dan pengelolaan limbah. REUTERS/Abubaker Lubowa

28 Mei 2021 00:00 WIB

Faith Aweko mengecek hasil tas tangan jadi yang terbuat dari limbah plastik yang telah selesai dibuat di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. REUTERS/Abubaker Lubowa
Faith Aweko mengecek hasil tas tangan jadi yang terbuat dari limbah plastik yang telah selesai dibuat di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. REUTERS/Abubaker Lubowa

28 Mei 2021 00:00 WIB

Faith Aweko mengecek kualitas tas tangan jadi yang terbuat dari limbah plastik yang telah selesai dibuat di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. REUTERS/Abubaker Lubowa
Faith Aweko mengecek kualitas tas tangan jadi yang terbuat dari limbah plastik yang telah selesai dibuat di Reform Africa di Akademi Inovasi Sosial (SINA), di distrik Mpigi, Uganda Tengah 20 April 2021. REUTERS/Abubaker Lubowa

28 Mei 2021 00:00 WIB