Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada 'Cahaya Surga' di Goa Luweng Grubug

Sejumlah Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia (UI) melakukan kegiatan pemetaan (mapping) yang dilakukan oleh Badan Khusus Pelantikan Mapala UI di Goa Kalisuci, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (19/06/2012). Hasil pemetaan ini diharapkan bisa dipergunakan untuk memetakan sungai bawah tanah dan pengembangan potensi wisata alam alternatif yang masih banyak tersembunyi di wilayah pegunungan karst di pesisir selatan Jawa. TEMPO/Suryo Wibowo
Sejumlah Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia (UI) melakukan kegiatan pemetaan (mapping) yang dilakukan oleh Badan Khusus Pelantikan Mapala UI di Goa Kalisuci, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (19/06/2012). Hasil pemetaan ini diharapkan bisa dipergunakan untuk memetakan sungai bawah tanah dan pengembangan potensi wisata alam alternatif yang masih banyak tersembunyi di wilayah pegunungan karst di pesisir selatan Jawa. TEMPO/Suryo Wibowo

20 Juni 2012 00:00 WIB

Wisatawan dewasa membimbing anak-anak saat menyusuri goa Kalisuci, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (19/06/2012). Wisata cave tubing dan penyusuran sungai bawah tanah menjadi salah satu potensi wisata alam alternatif yang masih tersembunyi dan berpotensi menguntungkan untuk dikembangkan. TEMPO/Suryo Wibowo
Wisatawan dewasa membimbing anak-anak saat menyusuri goa Kalisuci, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (19/06/2012). Wisata cave tubing dan penyusuran sungai bawah tanah menjadi salah satu potensi wisata alam alternatif yang masih tersembunyi dan berpotensi menguntungkan untuk dikembangkan. TEMPO/Suryo Wibowo

20 Juni 2012 00:00 WIB

Penelusur goa dari Mapala UI menikmati pesona cahaya matahari yang menerobos vegetasi di atas goa vertikal Luweng Grubug, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (20/06/2012). Goa Jomblang sedalam 60 meter dan goa vertikal Luweng Grubug sedalam 90 meter yang diyakini sebagai tempat pembantaian anggota-anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) ini mengundang minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk wisata alam petualangan bawah tanah, ekowisata dengan daya tarik utama berupa hutan purba, sungai bawah tanah dan pesona
Penelusur goa dari Mapala UI menikmati pesona cahaya matahari yang menerobos vegetasi di atas goa vertikal Luweng Grubug, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (20/06/2012). Goa Jomblang sedalam 60 meter dan goa vertikal Luweng Grubug sedalam 90 meter yang diyakini sebagai tempat pembantaian anggota-anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) ini mengundang minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk wisata alam petualangan bawah tanah, ekowisata dengan daya tarik utama berupa hutan purba, sungai bawah tanah dan pesona "cahaya surga". TEMPO/Suryo Wibowo

22 Juni 2012 00:00 WIB

Penelusur goa dari Mapala UI menuruni Luweng Grubug menggunakan tali di desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (20/06/2012). Goa Jomblang sedalam 60 meter dan goa vertikal Luweng Grubug sedalam 90 meter yang diyakini sebagai tempat pembantaian anggota-anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) ini mengundang minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk wisata alam petualangan bawah tanah, ekowisata dengan daya tarik utama berupa hutan purba, sungai bawah tanah dan pesona
Penelusur goa dari Mapala UI menuruni Luweng Grubug menggunakan tali di desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (20/06/2012). Goa Jomblang sedalam 60 meter dan goa vertikal Luweng Grubug sedalam 90 meter yang diyakini sebagai tempat pembantaian anggota-anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) ini mengundang minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk wisata alam petualangan bawah tanah, ekowisata dengan daya tarik utama berupa hutan purba, sungai bawah tanah dan pesona "cahaya surga". TEMPO/Suryo Wibowo

22 Juni 2012 00:00 WIB

Sejumlah penelusur goa dari Mapala UI menikmati pesona cahaya matahari yang menerobos vegetasi di atas goa vertikal Luweng Grubug, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (20/06/2012). Goa Jomblang sedalam 60 meter dan goa vertikal Luweng Grubug sedalam 90 meter yang diyakini sebagai tempat pembantaian anggota-anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) ini mengundang minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk wisata alam petualangan bawah tanah, ekowisata dengan daya tarik utama berupa hutan purba, sungai bawah tanah dan pesona
Sejumlah penelusur goa dari Mapala UI menikmati pesona cahaya matahari yang menerobos vegetasi di atas goa vertikal Luweng Grubug, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (20/06/2012). Goa Jomblang sedalam 60 meter dan goa vertikal Luweng Grubug sedalam 90 meter yang diyakini sebagai tempat pembantaian anggota-anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) ini mengundang minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk wisata alam petualangan bawah tanah, ekowisata dengan daya tarik utama berupa hutan purba, sungai bawah tanah dan pesona "cahaya surga". TEMPO/Suryo Wibowo

22 Juni 2012 00:00 WIB

Wisatawan mengabadikan tanaman hutan purba di dasar goa Jomblang, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (20/06/2012). Goa Jomblang sedalam 60 meter dan goa vertikal Luweng Grubug sedalam 90 meter yang diyakini sebagai tempat pembantaian anggota-anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) ini mengundang minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk wisata alam petualangan bawah tanah, ekowisata dengan daya tarik utama berupa hutan purba, sungai bawah tanah dan pesona
Wisatawan mengabadikan tanaman hutan purba di dasar goa Jomblang, desa Pacarejo, kecamatan Semanu, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (20/06/2012). Goa Jomblang sedalam 60 meter dan goa vertikal Luweng Grubug sedalam 90 meter yang diyakini sebagai tempat pembantaian anggota-anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) ini mengundang minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk wisata alam petualangan bawah tanah, ekowisata dengan daya tarik utama berupa hutan purba, sungai bawah tanah dan pesona "cahaya surga". TEMPO/Suryo Wibowo

22 Juni 2012 00:00 WIB