Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lepaskan Penat Lewat Serunya Perang Air di Karnaval Coangue

Ribuan warga memadati kawasan sungai saat perang air dalam Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Perang air ini merupakan tanda berakhirnya hari libur pada musim karnaval. REUTERS/Guillermo Granja
Ribuan warga memadati kawasan sungai saat perang air dalam Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Perang air ini merupakan tanda berakhirnya hari libur pada musim karnaval. REUTERS/Guillermo Granja

9 Februari 2016 00:00 WIB

Keseruan warga saat perang air dalam Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. REUTERS/Guillermo Granja
Keseruan warga saat perang air dalam Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. REUTERS/Guillermo Granja

9 Februari 2016 00:00 WIB

Sejumlah warga saling guyur dan siram dalam perang air merayakan Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Warga membawa peralatan seperti ember atau wadah, busa, dan tinta untuk melepaskan penat dalam perang air ini. REUTERS/Guillermo Granja
Sejumlah warga saling guyur dan siram dalam perang air merayakan Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Warga membawa peralatan seperti ember atau wadah, busa, dan tinta untuk melepaskan penat dalam perang air ini. REUTERS/Guillermo Granja

9 Februari 2016 00:00 WIB

Warga saling mengguyur dengan air dari sungai dalam perayaan Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Perang air dalam karnaval tradisional ini bertujuan melepaskan tekanan hidup dengan bersenang-senang. REUTERS/Guillermo Granja
Warga saling mengguyur dengan air dari sungai dalam perayaan Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Perang air dalam karnaval tradisional ini bertujuan melepaskan tekanan hidup dengan bersenang-senang. REUTERS/Guillermo Granja

9 Februari 2016 00:00 WIB

Seorang warga menyiramkan air pada warga lain dalam perayaan Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Karnaval ini sebagai apresiasi untuk menunjukkan identitas masyarakat keturunan Afrika melalui perayaan atau karnaval musik, tari, kerajinan, dan unsur-unsur lainnya. REUTERS/Guillermo Granja
Seorang warga menyiramkan air pada warga lain dalam perayaan Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Karnaval ini sebagai apresiasi untuk menunjukkan identitas masyarakat keturunan Afrika melalui perayaan atau karnaval musik, tari, kerajinan, dan unsur-unsur lainnya. REUTERS/Guillermo Granja

9 Februari 2016 00:00 WIB

Sejumlah warga bermain air dalam perayaan Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Karnaval dimulai pada 2007 atas inisiatif dari Yayasan Afro-Ekuador guna menemukan alternatif wisata yang dapat memberikan penghasilan pada penduduk daerah. REUTERS/Guillermo Granja
Sejumlah warga bermain air dalam perayaan Karnaval Coangue di sungai Chota, Ekuador, 8 Februari 2016. Karnaval dimulai pada 2007 atas inisiatif dari Yayasan Afro-Ekuador guna menemukan alternatif wisata yang dapat memberikan penghasilan pada penduduk daerah. REUTERS/Guillermo Granja

9 Februari 2016 00:00 WIB