Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sumatera Berselimut Asap

Warga menunaikan Salat Istisqa meminta diturunkannya hujan di lapangan Balai kota Jambi, 31 Agustus 2015. Salat tersebut diharapkan dapat menurunkan hujan guna mengurangi dampak kemarau panjang dan bencana kabut asap akibat kebakaran lahan. ANTARA/Wahdi Septiawan
Warga menunaikan Salat Istisqa meminta diturunkannya hujan di lapangan Balai kota Jambi, 31 Agustus 2015. Salat tersebut diharapkan dapat menurunkan hujan guna mengurangi dampak kemarau panjang dan bencana kabut asap akibat kebakaran lahan. ANTARA/Wahdi Septiawan

2 September 2015 00:00 WIB

Warga menunaikan Salat Istisqa meminta diturunkannya hujan di lapangan Balai kota Jambi, 31 Agustus 2015. Salat tersebut diharapkan dapat menurunkan hujan guna mengurangi dampak kemarau panjang dan bencana kabut asap akibat kebakaran lahan. ANTARA/Wahdi Septiawan
Warga menunaikan Salat Istisqa meminta diturunkannya hujan di lapangan Balai kota Jambi, 31 Agustus 2015. Salat tersebut diharapkan dapat menurunkan hujan guna mengurangi dampak kemarau panjang dan bencana kabut asap akibat kebakaran lahan. ANTARA/Wahdi Septiawan

2 September 2015 00:00 WIB

Foto matahari terbit yang tertutup kabut asap dengan latar depan kubah masjid di Padang, Sumatera Barat, 2 September 2015. Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyatakan kualitas udara masih dalam kategori sedang, tapi masyarakat tetap diminta waspada jika kepekatan kabut asap kiriman dari Riau dan Jambi tersebut semakin meningkat. ANTARA/Iggoy el Fitra
Foto matahari terbit yang tertutup kabut asap dengan latar depan kubah masjid di Padang, Sumatera Barat, 2 September 2015. Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyatakan kualitas udara masih dalam kategori sedang, tapi masyarakat tetap diminta waspada jika kepekatan kabut asap kiriman dari Riau dan Jambi tersebut semakin meningkat. ANTARA/Iggoy el Fitra

2 September 2015 00:00 WIB

Perahu melintas di Sungai Siak yang diselimuti kabut asap di Pekanbaru, Riau, 1 September 2015. Pemerintah daerah setempat menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker pelindung pernapasan bila beraktivitas di luar ruangan. ANTARA/Rony Muharrman
Perahu melintas di Sungai Siak yang diselimuti kabut asap di Pekanbaru, Riau, 1 September 2015. Pemerintah daerah setempat menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker pelindung pernapasan bila beraktivitas di luar ruangan. ANTARA/Rony Muharrman

2 September 2015 00:00 WIB

Foto udara memperlihatkan Alat berat milik perusahaan kayu lapis, tetap beraktivitas meskipun terjadi kebakaran lahan di Dusun Simpang Tiga Sakti, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, 20 Agustus 2015. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, kebakaran lahan di Sumatera sebagian besar akibat ulah manusia. ANTARA/Nova Wahyudi
Foto udara memperlihatkan Alat berat milik perusahaan kayu lapis, tetap beraktivitas meskipun terjadi kebakaran lahan di Dusun Simpang Tiga Sakti, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, 20 Agustus 2015. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, kebakaran lahan di Sumatera sebagian besar akibat ulah manusia. ANTARA/Nova Wahyudi

2 September 2015 00:00 WIB

Jamaah calon haji menggunakan masker saat menunggu kepastian keberangkatan ke Embarkasi Batam, di Kota Pekanbaru, Riau, 2 September 2015. Keberangkatan jamaah calon haji Riau beberapa kali mengalami keterlambatan akibat kabut asap kebakaran lahan dan hutan sehingga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif II Pekanbaru. ANTARA/FB Anggoro
Jamaah calon haji menggunakan masker saat menunggu kepastian keberangkatan ke Embarkasi Batam, di Kota Pekanbaru, Riau, 2 September 2015. Keberangkatan jamaah calon haji Riau beberapa kali mengalami keterlambatan akibat kabut asap kebakaran lahan dan hutan sehingga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif II Pekanbaru. ANTARA/FB Anggoro

2 September 2015 00:00 WIB