Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Semarak Hari Kartini, dari Kebaya hingga Aksi Mengawal Putusan MK

Sejumlah perempuan menari dengan mengenakan busana kebaya saat mengikuti kegiatan Kartini Berdansa di Denpasar, Bali, Minggu, 21 April 2024. Kegiatan yang diselenggarakan Aliansi Masyarakat Pembela NKRI itu dilakukan untuk mengajak para perempuan agar dapat terus berkarya melalui momentum peringatan Hari Kartini. ANTARA/Fikri Yusuf
Sejumlah perempuan menari dengan mengenakan busana kebaya saat mengikuti kegiatan Kartini Berdansa di Denpasar, Bali, Minggu, 21 April 2024. Kegiatan yang diselenggarakan Aliansi Masyarakat Pembela NKRI itu dilakukan untuk mengajak para perempuan agar dapat terus berkarya melalui momentum peringatan Hari Kartini. ANTARA/Fikri Yusuf

22 April 2024 00:00 WIB

Sejumlah peserta menampilkan flash mob tari Semarangan dengan mengenakan pakaian kebaya saat mengikuti parade peragaan busana di salah satu klinik kecantikan di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 21 April 2024. Parade peragaan busana kebaya yang diikuti puluhan peserta wanita dari berbagai macam elemen masyarakat di kota tersebut digelar untuk memperingati Hari Kartini sekaligus sebagai upaya melestarikan salah satu busana khas Indonesia kepada generasi muda. ANTARA/Makna Zaezar
Sejumlah peserta menampilkan flash mob tari Semarangan dengan mengenakan pakaian kebaya saat mengikuti parade peragaan busana di salah satu klinik kecantikan di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 21 April 2024. Parade peragaan busana kebaya yang diikuti puluhan peserta wanita dari berbagai macam elemen masyarakat di kota tersebut digelar untuk memperingati Hari Kartini sekaligus sebagai upaya melestarikan salah satu busana khas Indonesia kepada generasi muda. ANTARA/Makna Zaezar

22 April 2024 00:00 WIB

Pegawai mengenakan kebaya saat mengecek tiket pengunjung di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Minggu, 21 April 2024. Pegawai perempuan Taman Impian Jaya Ancol mengenakan kebaya dalam rangka Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pegawai mengenakan kebaya saat mengecek tiket pengunjung di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Minggu, 21 April 2024. Pegawai perempuan Taman Impian Jaya Ancol mengenakan kebaya dalam rangka Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

22 April 2024 00:00 WIB

Tiga pegawai berpose dengan mengenakan kebaya di Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Minggu, 21 April 2024. Pegawai perempuan Taman Impian Jaya Ancol mengenakan kebaya dalam rangka Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Tiga pegawai berpose dengan mengenakan kebaya di Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Minggu, 21 April 2024. Pegawai perempuan Taman Impian Jaya Ancol mengenakan kebaya dalam rangka Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

22 April 2024 00:00 WIB

Civitas akademika Universitas Gadjah Mada menyatakan sikap saat acara bertajuk Kartini Bangkit: Mengawal Putusan MK untuk Demokrasi Indonesia di Balairung UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu, 21 April 2024. Jelang pembacaan PHPU atau sengketa Pilpres 2024 oleh MK pada Senin, 22 April 2024, para civitas akademika perempuan UGM berharap agar 8 hakim Mahkamah Konstitusi (MK) tidak hanya memutuskan berdasarkan koridor UU No. 7/2017, namun juga melihat fakta-fakta yang disampaikan hingga mempertimbangkan Amicus Curiae yang sudah disampaikan oleh berbagai pihak. Antara/Andreas Fitri Atmoko
Civitas akademika Universitas Gadjah Mada menyatakan sikap saat acara bertajuk Kartini Bangkit: Mengawal Putusan MK untuk Demokrasi Indonesia di Balairung UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu, 21 April 2024. Jelang pembacaan PHPU atau sengketa Pilpres 2024 oleh MK pada Senin, 22 April 2024, para civitas akademika perempuan UGM berharap agar 8 hakim Mahkamah Konstitusi (MK) tidak hanya memutuskan berdasarkan koridor UU No. 7/2017, namun juga melihat fakta-fakta yang disampaikan hingga mempertimbangkan Amicus Curiae yang sudah disampaikan oleh berbagai pihak. Antara/Andreas Fitri Atmoko

22 April 2024 00:00 WIB

Civitas akademika Universitas Gadjah Mada menyatakan sikap saat acara bertajuk Kartini Bangkit: Mengawal Putusan MK untuk Demokrasi Indonesia di Balairung UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu, 21 April 2024. Jelang pembacaan PHPU atau sengketa Pilpres 2024 oleh MK pada Senin, 22 April 2024, para civitas akademika perempuan UGM berharap agar 8 hakim Mahkamah Konstitusi (MK) tidak hanya memutuskan berdasarkan koridor UU No. 7/2017, namun juga melihat fakta-fakta yang disampaikan hingga mempertimbangkan Amicus Curiae yang sudah disampaikan oleh berbagai pihak. Antara/Andreas Fitri Atmoko
Civitas akademika Universitas Gadjah Mada menyatakan sikap saat acara bertajuk Kartini Bangkit: Mengawal Putusan MK untuk Demokrasi Indonesia di Balairung UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Minggu, 21 April 2024. Jelang pembacaan PHPU atau sengketa Pilpres 2024 oleh MK pada Senin, 22 April 2024, para civitas akademika perempuan UGM berharap agar 8 hakim Mahkamah Konstitusi (MK) tidak hanya memutuskan berdasarkan koridor UU No. 7/2017, namun juga melihat fakta-fakta yang disampaikan hingga mempertimbangkan Amicus Curiae yang sudah disampaikan oleh berbagai pihak. Antara/Andreas Fitri Atmoko

22 April 2024 00:00 WIB