Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keruk Endapan Lumpur Kanal Banjir Barat

Editor

Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.

30 April 2024 00:00 WIB

Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.

30 April 2024 00:00 WIB

Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.

30 April 2024 00:00 WIB

Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.

30 April 2024 00:00 WIB

Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk mengeruk lumpur di Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary Ujung, Jakarta, Selasa 30 April 2024. Proses pendangkalan sungai akibat lumpur (sedimentasi) meningkat usai musim penghujan. Pengerukan sungai pun terus dilakukan untuk mencegah banjir. Kanal Banjir Barat ini sudah dibangun sejak era kolonial Belanda pada 1913 untuk mengurangi beban aliran sungai Ciliwung yang melintasi pusat Jakarta. Selain Ciliwung, kanal tersebut mengurangi beban Sungai Krukut, Sungai Cideng, dan Sungai Grogol. TEMPO/Subekti.

30 April 2024 00:00 WIB