Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tisna Sanjaya Melukis Menggunakan Lumpur Citarum

Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia
Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia

21 Maret 2012 00:00 WIB

Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia
Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia

21 Maret 2012 00:00 WIB

Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia
Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia

21 Maret 2012 00:00 WIB

Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia
Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia

21 Maret 2012 00:00 WIB

Warga kampung melihat lukisan lumpur karya Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia saat memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia
Warga kampung melihat lukisan lumpur karya Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia saat memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia

21 Maret 2012 00:00 WIB

Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia
Seniman Tisna Sanjaya bersama sejumlah penggiat seni dan Greenpeace Indonesia memperingati hari air dengan melukis di Sungai Citarum yang tercemar limbah pabrik di kawasan Cigebar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/3). 70 persen dari sekitar 600 industri berada di bagian hulu Citarum dan hanya 10 persen yang memiliki instalasi pengolah air limbah standar. 80 persen air Sungai Citarumi menjadi sumber air baku bagi perusahaan air minum di Jakarta. TEMPO/Prima Mulia

21 Maret 2012 00:00 WIB