Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dilarang di Inggris, Daun Khat Merebak di Somalia

Seorang petani mengikat tanaman khat di kebunnya di Maua, Kenya, 20 Agustus 2014. Berton-ton daun khat yang dapat memberikan efek seperti amphetamine ini dihasilkan dari perkebunan dataran tinggi Kenya dan Ethiopia. REUTERS/Thomas Mukoya
Seorang petani mengikat tanaman khat di kebunnya di Maua, Kenya, 20 Agustus 2014. Berton-ton daun khat yang dapat memberikan efek seperti amphetamine ini dihasilkan dari perkebunan dataran tinggi Kenya dan Ethiopia. REUTERS/Thomas Mukoya

28 Agustus 2014 00:00 WIB

Seorang ibu dan putrinya merapikan daun khat dalam ikatan kecil di Mogadishu, Kenya, 9 Agustus 2014. Khat yang dijuluki bunga surga oleh para penggunanya diterbangkan setiap hari melalui bandara Mogadishu menuju Somalia. REUTERS/Feisal Omar
Seorang ibu dan putrinya merapikan daun khat dalam ikatan kecil di Mogadishu, Kenya, 9 Agustus 2014. Khat yang dijuluki bunga surga oleh para penggunanya diterbangkan setiap hari melalui bandara Mogadishu menuju Somalia. REUTERS/Feisal Omar

28 Agustus 2014 00:00 WIB

Seorang pria mengunyah daun khat di Mogadishu, Somalia, 10 Agustus 2014. Sejak Inggris menyatakan khat sebagai obat ilegal, pasokan menjadi melimpah di Somalia dan harganya menjadi lebih terjangkau.  REUTERS/Feisal Omar
Seorang pria mengunyah daun khat di Mogadishu, Somalia, 10 Agustus 2014. Sejak Inggris menyatakan khat sebagai obat ilegal, pasokan menjadi melimpah di Somalia dan harganya menjadi lebih terjangkau. REUTERS/Feisal Omar

28 Agustus 2014 00:00 WIB

Kuli angkut menunggu kedatangan karung-karung daun khat di Mogadishu, 6 Agustus 2014. Inggris melarang keberadaan daun khat yang dibawa oleh imigran Somalia sejak Juli lalu.  REUTERS/Feisal Omar
Kuli angkut menunggu kedatangan karung-karung daun khat di Mogadishu, 6 Agustus 2014. Inggris melarang keberadaan daun khat yang dibawa oleh imigran Somalia sejak Juli lalu. REUTERS/Feisal Omar

28 Agustus 2014 00:00 WIB

Remaja berusia 14 tahun Ali Abdi (kanan), dan temannya Abdulahi Yaroow (13 tahun) mengunyah daun khat, di Mogadishu, 10 Agustus 2014. Di Indonesia, daun ini populer dengan nama teh Arab, dan masuk ke dalam golongan psikotropika. REUTERS/Feisal Omar
Remaja berusia 14 tahun Ali Abdi (kanan), dan temannya Abdulahi Yaroow (13 tahun) mengunyah daun khat, di Mogadishu, 10 Agustus 2014. Di Indonesia, daun ini populer dengan nama teh Arab, dan masuk ke dalam golongan psikotropika. REUTERS/Feisal Omar

28 Agustus 2014 00:00 WIB

(kiri-kanan) Jiijo Sheik Mohamed, Faadumo Mohamed dan Maryan Mohamed mengunyah daun khat di dalam sebuah ruangan di Mogadishu, Somalia, 6 Agustus 2014. REUTERS/Feisal Omar
(kiri-kanan) Jiijo Sheik Mohamed, Faadumo Mohamed dan Maryan Mohamed mengunyah daun khat di dalam sebuah ruangan di Mogadishu, Somalia, 6 Agustus 2014. REUTERS/Feisal Omar

28 Agustus 2014 00:00 WIB