Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Katsumoto Saotome, Saksi Hidup Penghancuran Tokyo

Katsumoto saat menggunakan ikat kepala, bertuliskan kamikaze. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015.  REUTERS / Issei Kato
Katsumoto saat menggunakan ikat kepala, bertuliskan kamikaze. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato

9 Maret 2015 00:00 WIB

Katsumoto Saotome, menceritakan pengalaman hidupnya dapat selamat, dari aksi pemboman oleh sekutu. Saat diwawancari oleh Reuters di rumahnya. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015.  REUTERS / Issei Kato
Katsumoto Saotome, menceritakan pengalaman hidupnya dapat selamat, dari aksi pemboman oleh sekutu. Saat diwawancari oleh Reuters di rumahnya. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato

9 Maret 2015 00:00 WIB

Saksi hidup Katsumoto Saotome, menunjukan peta dimana pusat kota Tokyo, yang terbakar akibat misi pemboman.Tidak hanya Tokyo, kota lain di Jepang tidak luput dari sasaran pemboman sekutu. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015.  REUTERS / Issei Kato
Saksi hidup Katsumoto Saotome, menunjukan peta dimana pusat kota Tokyo, yang terbakar akibat misi pemboman.Tidak hanya Tokyo, kota lain di Jepang tidak luput dari sasaran pemboman sekutu. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato

9 Maret 2015 00:00 WIB

Katsumoto menunjukan peta, wilayah yang mengalami kehancuran paling parah. Saat dilakukan operasi Meetinghouse, yaitu misi pemboman dari udara oleh sekutu. Amerika sebagai penggagas mengharapkan, dengan cara menghancurkan mental warga melalui aksi pemboman. Warga Jepang akan terdesak, dan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahnya. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015.  REUTERS / Issei Kato
Katsumoto menunjukan peta, wilayah yang mengalami kehancuran paling parah. Saat dilakukan operasi Meetinghouse, yaitu misi pemboman dari udara oleh sekutu. Amerika sebagai penggagas mengharapkan, dengan cara menghancurkan mental warga melalui aksi pemboman. Warga Jepang akan terdesak, dan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahnya. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato

9 Maret 2015 00:00 WIB

Katsumoto menunjukan foto keluarganya dimasa perang dunia ke II, saat diwawancari oleh Reuters dirumahnya. Katsumoto mengatakan bahwa masyarakat Jepang pada masa itu sangat menderita, akibat pemerintah yang menggangap bahwa masyarakat hanya sebuah hama. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015.  REUTERS / Issei Kato
Katsumoto menunjukan foto keluarganya dimasa perang dunia ke II, saat diwawancari oleh Reuters dirumahnya. Katsumoto mengatakan bahwa masyarakat Jepang pada masa itu sangat menderita, akibat pemerintah yang menggangap bahwa masyarakat hanya sebuah hama. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato

9 Maret 2015 00:00 WIB

Katsumoto Saotome, usia 82, salah satu korban selamat selama penyerangan udara sekutu atas Tokyo. Katsumoto menunjukan ikat kepala, yang bertuliskan kamikaze, ikat kepala ini ia bawa selama masa pengungsian. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015.  REUTERS / Issei Kato
Katsumoto Saotome, usia 82, salah satu korban selamat selama penyerangan udara sekutu atas Tokyo. Katsumoto menunjukan ikat kepala, yang bertuliskan kamikaze, ikat kepala ini ia bawa selama masa pengungsian. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato

9 Maret 2015 00:00 WIB