Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Miris, Anak-anak Jadi Korban Serangan Udara di Afganistan

Pria Afghan mempersiapkan mayat korban yang masih anak-anak untuk dimakamkan bersama korban serangan udara antara pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban di Kunduz, Afghanistan, 4 November 2016. Ratusan pelayat berkumpul untuk mengubur lebih dari 30 warga sipil. REUTERS
Pria Afghan mempersiapkan mayat korban yang masih anak-anak untuk dimakamkan bersama korban serangan udara antara pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban di Kunduz, Afghanistan, 4 November 2016. Ratusan pelayat berkumpul untuk mengubur lebih dari 30 warga sipil. REUTERS

5 November 2016 00:00 WIB

Pria Afghanistan mengangkat seorang anak yang tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban di Kunduz, Afghanistan, 3 November 2016. Serangan udara dari AS menewaskan korban sipil yang sebagian merupakan anak-anak dan wanita. REUTERS/Nasir Wakif
Pria Afghanistan mengangkat seorang anak yang tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban di Kunduz, Afghanistan, 3 November 2016. Serangan udara dari AS menewaskan korban sipil yang sebagian merupakan anak-anak dan wanita. REUTERS/Nasir Wakif

5 November 2016 00:00 WIB

Kerabat dan anggota warga sipil duduk di sebelah mayat anak-anak yang tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban di Kunduz, Afghanistan, 3 November 2016. Kelompok hak asasi manusia Amnesty International menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut. REUTERS/Nasir Wakif
Kerabat dan anggota warga sipil duduk di sebelah mayat anak-anak yang tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban di Kunduz, Afghanistan, 3 November 2016. Kelompok hak asasi manusia Amnesty International menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut. REUTERS/Nasir Wakif

5 November 2016 00:00 WIB

Kerabat duduk di sebelah mayat seorang pria yang tewas dalam bentrokan di Kunduz, Afghanistan, 3 November 2016. Penggunaan serangan udara di wilayah sipil berada di bawah kritik keras tahun lalu setelah 42 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah sakit di Kunduz. REUTERS/Nasir Wakif
Kerabat duduk di sebelah mayat seorang pria yang tewas dalam bentrokan di Kunduz, Afghanistan, 3 November 2016. Penggunaan serangan udara di wilayah sipil berada di bawah kritik keras tahun lalu setelah 42 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah sakit di Kunduz. REUTERS/Nasir Wakif

5 November 2016 00:00 WIB

Seorang pria Afghanistan memeriksa rumah hancur setelah bentrokan dari pasukan keamanan dan Taliban di Kunduz, Afghanistan, 4 November 2016. Serangan udara dilakukan untuk melumpuhkan pasukan Taliban. REUTERS/Nasir Wakif
Seorang pria Afghanistan memeriksa rumah hancur setelah bentrokan dari pasukan keamanan dan Taliban di Kunduz, Afghanistan, 4 November 2016. Serangan udara dilakukan untuk melumpuhkan pasukan Taliban. REUTERS/Nasir Wakif

5 November 2016 00:00 WIB

Afghanistan melakukan salat jenazah di pemakaman bagi korban bentrokan di Kunduz, Afghanistan, 4 November 2016. Bentrokan ini terjadi pada Kamis malam. REUTERS/Nasir Wakif
Afghanistan melakukan salat jenazah di pemakaman bagi korban bentrokan di Kunduz, Afghanistan, 4 November 2016. Bentrokan ini terjadi pada Kamis malam. REUTERS/Nasir Wakif

5 November 2016 00:00 WIB