Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Semangat Pengungsi Rohingya Mencari Uang untuk Ibu dan 7 Adiknya

Editor

Pengungsi Rohingya Nur Hafes (12) menunjukkan 50 uang kertas Taka dari Bangladesh, yang didapatnya dari seorang ulama Muslim Bangladesh setempat, yang disumbangkan untuk para pengungsi, di luar kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Oktober 2017. Nur merupakan salah satu bocah pengungsi yang berjuang mencari uang untuk tujuh adik laki-laki dan ibunya. REUTERS
Pengungsi Rohingya Nur Hafes (12) menunjukkan 50 uang kertas Taka dari Bangladesh, yang didapatnya dari seorang ulama Muslim Bangladesh setempat, yang disumbangkan untuk para pengungsi, di luar kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Oktober 2017. Nur merupakan salah satu bocah pengungsi yang berjuang mencari uang untuk tujuh adik laki-laki dan ibunya. REUTERS

11 November 2017 00:00 WIB

Pengungsi Rohingya Nur Hafes memegang payungnya saat melindungi dirinya dari sengatan sinar matahari di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Oktober 2017. Mencari uang untuk ibu dan tujuh adik-adiknya, Nur Hafes rela menjadi ojek payung untuk warga yang berkunjung ke kamp pengungsian tersebut. REUTERS
Pengungsi Rohingya Nur Hafes memegang payungnya saat melindungi dirinya dari sengatan sinar matahari di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Oktober 2017. Mencari uang untuk ibu dan tujuh adik-adiknya, Nur Hafes rela menjadi ojek payung untuk warga yang berkunjung ke kamp pengungsian tersebut. REUTERS

11 November 2017 00:00 WIB

Pengungsi Rohingya Nur Hafes, melihat seorang pedagang saat membeli ikan di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Oktober 2017. Bocah berumur 12 tahun iyang gemar bersekolah dan bermain bola ini tidak kenal lelah untuk mencari uang guna menyukupi perut ibu dan tujuh adik-adiknya. REUTERS
Pengungsi Rohingya Nur Hafes, melihat seorang pedagang saat membeli ikan di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Oktober 2017. Bocah berumur 12 tahun iyang gemar bersekolah dan bermain bola ini tidak kenal lelah untuk mencari uang guna menyukupi perut ibu dan tujuh adik-adiknya. REUTERS

11 November 2017 00:00 WIB

Bocah pengungsi Rohingya Nur Hafes (12) menggali tanah untuk membangun toilet saat kakeknya berada di dekat tempat penampungan mereka di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Oktober 2017. REUTERS
Bocah pengungsi Rohingya Nur Hafes (12) menggali tanah untuk membangun toilet saat kakeknya berada di dekat tempat penampungan mereka di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 27 Oktober 2017. REUTERS

11 November 2017 00:00 WIB

Bocah pengungsi Rohingya Nur Hafes (12) bermain bersama sejumlah adik-adiknya di tempat penampungan mereka di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 1 November 2017. REUTERS
Bocah pengungsi Rohingya Nur Hafes (12) bermain bersama sejumlah adik-adiknya di tempat penampungan mereka di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 1 November 2017. REUTERS

11 November 2017 00:00 WIB

Adik kandung dari Nur Hafes (12), Abdul Hafes (kiri), dan Mohammed Shohail melihat kartu identitas nasional Myanmar yang baru diterima di tempat penampungan mereka di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 3 November, 2017. REUTERS
Adik kandung dari Nur Hafes (12), Abdul Hafes (kiri), dan Mohammed Shohail melihat kartu identitas nasional Myanmar yang baru diterima di tempat penampungan mereka di kamp pengungsi Palong Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 3 November, 2017. REUTERS

11 November 2017 00:00 WIB