Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keceriaan Anak-anak Albino Tanzania saat Ikuti Kelas Melukis

Emmanuel Rutema, anak laki-laki albino asal  Tanzania mengecat topeng saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. Emmanuel Rutema salah satu korban yang lengannya dipotong dan beberapa jarinya untuk ilmu sihir. REUTERS/Carlo Allegri
Emmanuel Rutema, anak laki-laki albino asal Tanzania mengecat topeng saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. Emmanuel Rutema salah satu korban yang lengannya dipotong dan beberapa jarinya untuk ilmu sihir. REUTERS/Carlo Allegri

2 Februari 2019 00:00 WIB

Emmanuel Rutema, anak laki-laki albino asal  Tanzania mengecat topeng saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. Di Tanzania orang albino sangat dicari karena dapa digunakan untuk ilmu sihir dan dijual dengan harga tinggi. REUTERS/Carlo Allegri
Emmanuel Rutema, anak laki-laki albino asal Tanzania mengecat topeng saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. Di Tanzania orang albino sangat dicari karena dapa digunakan untuk ilmu sihir dan dijual dengan harga tinggi. REUTERS/Carlo Allegri

2 Februari 2019 00:00 WIB

Mwigulu Magesa, anak laki-laki albino asal Tanzania dibantu temannya saat meyelesaikan pembuatan topeng ketika mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. Setidaknya 75 albino diperkirakan tewas di Tanzania antara tahun 2000 dan 2015. REUTERS/Carlo Allegri
Mwigulu Magesa, anak laki-laki albino asal Tanzania dibantu temannya saat meyelesaikan pembuatan topeng ketika mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. Setidaknya 75 albino diperkirakan tewas di Tanzania antara tahun 2000 dan 2015. REUTERS/Carlo Allegri

2 Februari 2019 00:00 WIB

Mwigulu Magesa, anak laki-laki albino asal Tanzania menggunakan topeng yang telah selesai dibuatnya saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. REUTERS/Carlo Allegri
Mwigulu Magesa, anak laki-laki albino asal Tanzania menggunakan topeng yang telah selesai dibuatnya saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. REUTERS/Carlo Allegri

2 Februari 2019 00:00 WIB

Ekspresi Baraka Lusambo, anak laki-laki albino asal Tanzania saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. REUTERS/Carlo Allegri
Ekspresi Baraka Lusambo, anak laki-laki albino asal Tanzania saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. REUTERS/Carlo Allegri

2 Februari 2019 00:00 WIB

Emmanuel Rutema, Baraka Lusambo, Mwigulu Magesa, dan Pendo Noni, anak-anak albino asal Tanzania saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. REUTERS/Carlo Allegri
Emmanuel Rutema, Baraka Lusambo, Mwigulu Magesa, dan Pendo Noni, anak-anak albino asal Tanzania saat mengikuti kelas di PS 22 di New York, 28 Januari 2019. REUTERS/Carlo Allegri

2 Februari 2019 00:00 WIB