Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Ibu-ibu di Kudus Menyulap Sampah Menjadi Pundi Rupiah

Editor

Ibu-ibu pegiat lingkungan menimbang sampah di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Sampah yang menjadi masalah bagi lingkungan ternyata juga bisa memiliki nilai ekonomi asalkan dikelola dengan baik. Dimana sampah disulap menjadi berbagai kerajinan yang bernilai ekonomi seperti tas, baju karnaval, tikar plastik, tempat gelas dan pot bunga, dompet hingga berbagai jenis suvenir. ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Ibu-ibu pegiat lingkungan menimbang sampah di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Sampah yang menjadi masalah bagi lingkungan ternyata juga bisa memiliki nilai ekonomi asalkan dikelola dengan baik. Dimana sampah disulap menjadi berbagai kerajinan yang bernilai ekonomi seperti tas, baju karnaval, tikar plastik, tempat gelas dan pot bunga, dompet hingga berbagai jenis suvenir. ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO

4 Oktober 2019 00:00 WIB

Ibu-ibu pegiat lingkungan mencuci sampah plastik yang menjadi bahan bahan baku kerajinan di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Gerakan tersebut berawal kecemasan warga terkait sampah yang produksinya kian menggunung terutama sampah platik. ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Ibu-ibu pegiat lingkungan mencuci sampah plastik yang menjadi bahan bahan baku kerajinan di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Gerakan tersebut berawal kecemasan warga terkait sampah yang produksinya kian menggunung terutama sampah platik. ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO

4 Oktober 2019 00:00 WIB

Ibu-ibu pegiat lingkungan mewarnai barang kerajinan di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Pada 2012 warga berinisiatif mendirikan Bank Sampah Muria Berseri. Berbagai kegiatan pun dihelat melalui bank sampah tersebut, misalnya edukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah sesuai jenisnya. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Ibu-ibu pegiat lingkungan mewarnai barang kerajinan di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Pada 2012 warga berinisiatif mendirikan Bank Sampah Muria Berseri. Berbagai kegiatan pun dihelat melalui bank sampah tersebut, misalnya edukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah sesuai jenisnya. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

4 Oktober 2019 00:00 WIB

Seorang ibu pegiat lingkungan menyelesaikan pembuatan kerajinan berbahan baku sampah plastik di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Seiring berjalannya waktu, para ibu anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tersebut lalu membentuk Rumah Kreasi Kampung Iklim yang mewadahi para pegiat lingkungan dengan kegiatan utamanya mengolah sampah menjadi barang kerajinan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Seorang ibu pegiat lingkungan menyelesaikan pembuatan kerajinan berbahan baku sampah plastik di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Seiring berjalannya waktu, para ibu anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tersebut lalu membentuk Rumah Kreasi Kampung Iklim yang mewadahi para pegiat lingkungan dengan kegiatan utamanya mengolah sampah menjadi barang kerajinan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

4 Oktober 2019 00:00 WIB

Seorang ibu pegiat lingkungan menyelesaikan pembuatan kerajinan berbahan baku sampah di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Mereka memanfaatkan media sosial untuk memasarkan aneka kerajinan tersebut ke berbagai kota di Indonesia seperti di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan harga jual mulai dari Rp10 ribu hingga Rp2,5 juta tergantung jenis kerajinan dan tingkat kesulitannya. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Seorang ibu pegiat lingkungan menyelesaikan pembuatan kerajinan berbahan baku sampah di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Mereka memanfaatkan media sosial untuk memasarkan aneka kerajinan tersebut ke berbagai kota di Indonesia seperti di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan harga jual mulai dari Rp10 ribu hingga Rp2,5 juta tergantung jenis kerajinan dan tingkat kesulitannya. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

4 Oktober 2019 00:00 WIB

Contoh aneka kerajinan tas yang diolah dari bahan baku sampah di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Semua kegiatan positif ibu-ibu tersebut menjadi contoh nyata peran aktif warga dalam mengelola sampah. Selain berperan menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman sampah terutama plastik, para ibu tersebut juga bisa mendulang pundi-pundi rupiah yang membantu perekonomian para anggotanya. ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Contoh aneka kerajinan tas yang diolah dari bahan baku sampah di Desa Gondangmanis, Bae, Kudus, Jawa Tengah, 7 September 2019. Semua kegiatan positif ibu-ibu tersebut menjadi contoh nyata peran aktif warga dalam mengelola sampah. Selain berperan menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman sampah terutama plastik, para ibu tersebut juga bisa mendulang pundi-pundi rupiah yang membantu perekonomian para anggotanya. ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO

4 Oktober 2019 00:00 WIB