Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Bayi yang Lahir saat Ledakan di Beirut

Petugas rumah sakit menggunakan senter ponsel saat proses persalinan bayi bernama George saat terjadinya ledakan di pelabuhran Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020. Ledakan besar yang melukai 6.000 orang dan menewaskan lebih dari 170 orang di Beirut pada 4 Agustus lalu. Edmound Khnaisser/via REUTERS
Petugas rumah sakit menggunakan senter ponsel saat proses persalinan bayi bernama George saat terjadinya ledakan di pelabuhran Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020. Ledakan besar yang melukai 6.000 orang dan menewaskan lebih dari 170 orang di Beirut pada 4 Agustus lalu. Edmound Khnaisser/via REUTERS

13 Agustus 2020 00:00 WIB

Bayi bernama George, yang dilahirkan saat rumah sakit terkena guncangan akibat ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020. Emmanuelle sempat dibawa ke koridor oleh petugas rumah sakit takut terjadi ledakan susulan. Edmound Khnaisser/via REUTERS
Bayi bernama George, yang dilahirkan saat rumah sakit terkena guncangan akibat ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020. Emmanuelle sempat dibawa ke koridor oleh petugas rumah sakit takut terjadi ledakan susulan. Edmound Khnaisser/via REUTERS

13 Agustus 2020 00:00 WIB

Emmanuelle Lteif Khnaisser, menggendong bayinya George di rumahnya setelah menjalani proses persalinan saat terjadinya ledakan di at the family home in Jal el-Dib, Lebanon, August 12, 2020. Pada 4 Agustus lalu  terjadi ledakan yang diduga akibat 2.750 ton amonium nitrat. REUTERS/Hannah McKay
Emmanuelle Lteif Khnaisser, menggendong bayinya George di rumahnya setelah menjalani proses persalinan saat terjadinya ledakan di at the family home in Jal el-Dib, Lebanon, August 12, 2020. Pada 4 Agustus lalu terjadi ledakan yang diduga akibat 2.750 ton amonium nitrat. REUTERS/Hannah McKay

13 Agustus 2020 00:00 WIB

Emmanuelle Lteif Khnaisser, memegang bayinya George yang lahir saat ledakan di pelabuhan Beirut saat berada di rumahnya di Jal el-Dib, Lebanon, 12 Agustus 2020. REUTERS/Hannah McKay
Emmanuelle Lteif Khnaisser, memegang bayinya George yang lahir saat ledakan di pelabuhan Beirut saat berada di rumahnya di Jal el-Dib, Lebanon, 12 Agustus 2020. REUTERS/Hannah McKay

13 Agustus 2020 00:00 WIB

George Khnaisser, yang lahir pasca ledakan di pelabuhan Beirut saat berada di rumahnya  di Jal el-Dib, Lebanon, 12 Agustus 2020. REUTERS/Hannah McKay
George Khnaisser, yang lahir pasca ledakan di pelabuhan Beirut saat berada di rumahnya di Jal el-Dib, Lebanon, 12 Agustus 2020. REUTERS/Hannah McKay

13 Agustus 2020 00:00 WIB

Emmanuelle Lteif Khnaisser, yang sedang melahirkan saat ledakan di pelabuhan Beirut, memberikan bayinya George kepada Kepala Residen Obstetri di Pusat Medis Universitas Rumah Sakit Saint George, Stephanie Yacoub, saat memeriksanya di rumahnya di Jal el- Dib, Lebanon, 12 Agustus 2020. REUTERS/Hannah McKay
Emmanuelle Lteif Khnaisser, yang sedang melahirkan saat ledakan di pelabuhan Beirut, memberikan bayinya George kepada Kepala Residen Obstetri di Pusat Medis Universitas Rumah Sakit Saint George, Stephanie Yacoub, saat memeriksanya di rumahnya di Jal el- Dib, Lebanon, 12 Agustus 2020. REUTERS/Hannah McKay

13 Agustus 2020 00:00 WIB