Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sosok Ahmad Massoud 'Singa Panjshir' yang Siap Hadapi Taliban

Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet yang terbunuh, Ahmad Shah Massoud, berbicara selama wawancara di rumahnya di Bazarak, provinsi Panjshir Afghanistan 5 September 2019. Ahmad Massoud mengklaim anggota militer Afghanistan termasuk beberapa dari unit elit Pasukan Khusus telah bergabung dengannya untuk melawan Taliban. REUTERS
Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet yang terbunuh, Ahmad Shah Massoud, berbicara selama wawancara di rumahnya di Bazarak, provinsi Panjshir Afghanistan 5 September 2019. Ahmad Massoud mengklaim anggota militer Afghanistan termasuk beberapa dari unit elit Pasukan Khusus telah bergabung dengannya untuk melawan Taliban. REUTERS

23 Agustus 2021 00:00 WIB

Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet, Ahmad Shah Massoud,  saat tiba wawancara di rumahnya di Bazarak, provinsi Panjshir, Afghanistan, 5 September 2019. Di Lembah Panjshir, Ahmad Massoud telah mengumpulkan pasukan yang terdiri dari sisa-sisa unit tentara reguler dan pasukan khusus serta milisi lokal. REUTERS
Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet, Ahmad Shah Massoud, saat tiba wawancara di rumahnya di Bazarak, provinsi Panjshir, Afghanistan, 5 September 2019. Di Lembah Panjshir, Ahmad Massoud telah mengumpulkan pasukan yang terdiri dari sisa-sisa unit tentara reguler dan pasukan khusus serta milisi lokal. REUTERS

23 Agustus 2021 00:00 WIB

Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet yang terbunuh, Ahmad Shah Massoud, berbicara selama wawancara di rumahnya di Bazarak, provinsi Panjshir Afghanistan 5 September 2019. Ahmad Massoud menyerukan pemerintah yang inklusif dan berbasis luas di Kabul, yang mewakili semua kelompok etnis Afghanistan yang berbeda, dan mengatakan
Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet yang terbunuh, Ahmad Shah Massoud, berbicara selama wawancara di rumahnya di Bazarak, provinsi Panjshir Afghanistan 5 September 2019. Ahmad Massoud menyerukan pemerintah yang inklusif dan berbasis luas di Kabul, yang mewakili semua kelompok etnis Afghanistan yang berbeda, dan mengatakan "rezim totaliter" tidak boleh diakui oleh masyarakat internasional. REUTERS

23 Agustus 2021 00:00 WIB

Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet Afghanistan Ahmad Shah Massoud, melambaikan tangan saat tiba untuk menghadiri pertemuan di Bazarak, provinsi Panjshir, Afghanistan, 5 September 2019. Pasukan anti-Taliban merebut kembali tiga distrik di provinsi utara Baghlan, yang berbatasan dengan Panjshir pekan lalu. REUTERS/Mohammad Ismail/File Photo
Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet Afghanistan Ahmad Shah Massoud, melambaikan tangan saat tiba untuk menghadiri pertemuan di Bazarak, provinsi Panjshir, Afghanistan, 5 September 2019. Pasukan anti-Taliban merebut kembali tiga distrik di provinsi utara Baghlan, yang berbatasan dengan Panjshir pekan lalu. REUTERS/Mohammad Ismail/File Photo

23 Agustus 2021 00:00 WIB

Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet Afghanistan Ahmad Shah Massoud, saat menghadiri pertemuan di Bazarak, provinsi Panjshir, Afghanistan, 5 September 2019. REUTERS/Mohammad Ismail/File Photo
Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet Afghanistan Ahmad Shah Massoud, saat menghadiri pertemuan di Bazarak, provinsi Panjshir, Afghanistan, 5 September 2019. REUTERS/Mohammad Ismail/File Photo

23 Agustus 2021 00:00 WIB